Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Distribusi Pengeluaran Masyarakat Maret 2025 Mengalami Perubahan, Kelompok Bawah dan Menengah Alami Kenaikan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Distribusi Pengeluaran Masyarakat Maret 2025 Mengalami Perubahan, Kelompok Bawah dan Menengah Alami Kenaikan
Foto: (Sumber: Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengumumkan hasil survei tingkat kemiskinan dan tingkat ketimpangan Maret 2025 di Jakarta, Jumat (25/7/2025). ANTARA/Uyu Septiyati Liman.)

Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa distribusi pengeluaran masyarakat Indonesia mengalami pergeseran pada Maret 2025, dengan peningkatan kontribusi pengeluaran dari kelompok menengah dan bawah, serta penurunan pada kelompok atas.

Kelompok 40 Persen Terbawah Catat Kenaikan Pengeluaran

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) pada Jumat (25/7/2025) di Jakarta menyampaikan bahwa persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah secara nasional mencapai 18,65 persen.

Angka tersebut meningkat dari 18,40 persen pada Maret 2024 dan 18,41 persen pada September 2024.

Persentase ini menjadi salah satu indikator ketimpangan yang juga digunakan oleh Bank Dunia (World Bank), selain rasio gini, untuk mengukur sejauh mana kelompok bawah menikmati distribusi pengeluaran nasional.

Sementara itu, kelompok 40 persen menengah mencatatkan persentase pengeluaran sebesar 35,79 persen pada Maret 2025, naik dari 35,69 persen pada Maret 2024 dan 35,35 persen pada September 2024.

Dominasi Pengeluaran Kelompok Atas Alami Penurunan

Sebaliknya, pengeluaran kelompok penduduk 40 persen teratas menunjukkan penurunan. Pada Maret 2025, kontribusi pengeluaran kelompok ini tercatat sebesar 45,56 persen.

Angka ini menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 45,91 persen dan September 2024 sebesar 46,24 persen.

Perubahan ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan dominasi konsumsi oleh kelompok atas, serta sedikit peningkatan kontribusi dari kelompok bawah dan menengah dalam struktur pengeluaran nasional.

BPS menilai pergeseran ini sebagai sinyal positif menuju pemerataan ekonomi, meskipun masih memerlukan evaluasi lanjutan terkait kualitas konsumsi dan daya beli masyarakat.

Penulis :
Aditya Yohan