
Pantau - PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo), sub-holding dari PTPN III (Persero), terus memperkuat komitmennya dalam pembangunan sumber daya manusia melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak-anak di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Fasilitas pendidikan yang disediakan mencakup jenjang dari Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), tersebar di berbagai lokasi operasional PalmCo seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
"Perusahaan juga memiliki investasi jangka panjang di bidang sosial termasuk di segi pendidikan anak," ungkap Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa.
Pendidikan Anak di Kebun, Investasi untuk Masa Depan
Jatmiko menegaskan bahwa masa depan industri perkebunan tidak hanya dibangun melalui produktivitas semata, tetapi juga melalui kualitas anak-anak yang tumbuh dan belajar di lingkungan kebun.
"Kami yakin, masa depan industri perkebunan tidak hanya dibangun dari produktivitasnya saja, tetapi juga dari anak-anak yang hari ini tumbuh dan belajar di sekitar perkebunan kami. Fasilitas pendidikan itu juga menjadi bagian dari sejarah PTPN," ujarnya.
Saat ini, tercatat sebanyak 121 unit TK dan PAUD dikelola oleh PalmCo maupun yayasan yang bekerja sama, dengan jumlah peserta didik lebih dari 4.793 anak usia dini.
Fasilitas tersebut tidak hanya menjembatani akses pendidikan di wilayah terpencil, tetapi juga menjadi pondasi awal bagi anak-anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"PAUD, TK, dan sekolah-sekolah buat anak-anak usia dini tersebut menjadi pondasi awal pendidikan bagi anak-anak yang ada di kebun. Harapannya dapat membantu mereka tumbuh kembang untuk bersiap di level pendidikan berikutnya," tambahnya.
Dampak Sosial Luas, Libatkan Warga dan Ciptakan Ruang Ekonomi
Di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sekolah-sekolah kebun juga membuka ruang kerja bagi warga sekitar.
Manajer Kebun Dusun Hulu Regional I PTPN IV, Muhammad Mustaqim Pane, menyampaikan bahwa masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaan sekolah, baik sebagai tenaga pendukung maupun guru honorer sesuai dengan kualifikasi mereka.
"Ini adalah bentuk komitmen kami agar fasilitas pendidikan ini benar-benar memberi dampak sosial yang luas, tidak hanya untuk anak-anak tapi juga bagi ekonomi keluarga mereka," jelasnya.
Kepala Desa Amboyo Inti, Sugito, menyampaikan apresiasinya terhadap peran fasilitas pendidikan di kebun yang memberikan akses luas dan kualitas pengajaran yang baik bagi anak-anak desa.
"Sekolah-sekolah ini masih aktif dan diminati, banyak orang tua yang merasa nyaman karena lokasinya dekat, pengajarnya kompeten, dan biayanya terjangkau. Kami sangat terbantu, dan berharap fasilitas seperti ini bisa terus dilestarikan," ujarnya.
Guru TK Dewi Sri Simalungun, Hilda Putri Amallia, menuturkan bahwa mengajar di lingkungan kebun memberikan pengalaman yang unik dan penuh makna.
"Akses kadang memang menjadi ujian, terutama saat musim hujan. Tapi anak-anak di sini justru tumbuh dengan kedisiplinan yang baik. Mereka belajar jauh dari hiruk pikuk kota. Kami sebagai guru pun merasa menjadi bagian dari keluarga besar di kebun," katanya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf