
Pantau - Dua pekan menjelang ajang MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB mencatat tingkat okupansi hotel di Lombok baru mencapai 70 persen.
Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini, menyampaikan bahwa angka tersebut masih bervariasi di tiap hotel.
"Secara umum sudah 70 persen. Itu secara umum, walaupun ada hotel yang sudah 80 persen dan ada baru 40 persen," ungkapnya di Mataram, Selasa.
Okupansi Hotel Belum Merata
Wolini menjelaskan, data okupansi tersebut mencakup Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.
Sementara di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, okupansi hotel telah mencapai 80 persen.
"Karena Mandalika ini zona utama pasti ramai. Tapi meski begitu, itu saja baru 80 persen," ujarnya.
Ia membandingkan kondisi ini dengan gelaran MotoGP sebelumnya, di mana tingkat okupansi hotel biasanya sudah penuh dua pekan sebelum acara.
"Bahkan, di tiga gili tidak ada pengaruh untuk MotoGP. Ini hasil turun kami ke tiga gili. Karena, tiga gili pasarnya lain, yakni bule semua, tapi ini perlu juga digarap, karena dari presentasi ITDC tiket baru terjual 30 persen," kata Wolini.
Penjualan Tiket Masih Rendah
Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, mengonfirmasi penjualan tiket MotoGP masih rendah.
"Jumlah detail tiket yang terjual sudah 20–30 persen. Biasanya di detik-detik akhir baru meningkat," ujarnya.
Tiket yang tersedia sama seperti tahun lalu, yakni 121 ribu lembar, dan masih dijual di Jakarta maupun NTB.
"Itu sesuai dengan target jumlah penonton kita," tambahnya.
Priandhi menyebut promosi terus dilakukan untuk mendorong penjualan tiket.
"Promosi-promosi ini yang kita terus genjot," katanya.
Wolini menekankan perlunya sinergi lebih kuat antar pihak terkait.
"Harus ada sinergi di sini untuk memajukan NTB, khususnya Lombok. Karena kita tidak lagi bicara Lombok, tapi Indonesia. Karena sirkuit ini satu-satunya di Indonesia yang kita banggakan. Untuk itu mari sama-sama kita garap sehingga hasilnya tidak asal-asalan. Ini jelang satu bulan baru ada rapat koordinasi," ungkapnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick