
Pantau - nilai tukar rupiah menguat didorong oleh menurunnya kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Faktor Global Dorong Penguatan Rupiah
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh meredanya kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.
“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.520 - Rp16.620, dampak dari global berlanjutnya tren penurunan indeks dolar seiring mulai meredanya kekhawatiran perang dagang AS dan China, di mana pernyataan pejabat di kedua pihak meredakan kekhawatiran pelaku pasar,” ucap Rully di Jakarta, Kamis.
Pada pembukaan perdagangan Kamis di Jakarta, rupiah tercatat menguat sebesar 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.573 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.576 per dolar AS.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dikabarkan akan menunda penerapan tarif 100 persen terhadap China hingga tahun depan.
Tarif tersebut berkaitan dengan ancaman Presiden AS, Donald Trump, terhadap barang-barang asal China serta pembatasan ekspor “perangkat lunak penting”.
Trump berencana memberlakukan kebijakan itu pada 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung langkah China selanjutnya.
Sikap China dan Dampaknya terhadap Pasar
Ketegangan antara AS dan China sempat meningkat setelah China pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang guna memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur.
Kebijakan tersebut juga mencakup larangan kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dahulu.
Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pembatasan ekspor itu dilakukan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional, termasuk dalam pengendalian ekspor teknologi penambangan, peleburan, pemisahan, produksi material magnetik, serta daur ulang sumber daya sekunder.
Di sisi lain, Duta Besar China untuk AS, Xie Feng, menegaskan bahwa perang tarif atau perang dagang pada akhirnya tidak akan menguntungkan siapa pun.
Pemerintah China mengajak AS untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang dilandasi rasa saling menghormati dan konsultasi setara, serta menghindari peningkatan ketegangan ekonomi dan perdagangan.
Sentimen Domestik terhadap Rupiah
Rully juga menambahkan bahwa secara domestik, sentimen terhadap rupiah dapat dipengaruhi oleh rilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur triwulan III-2025 dan survei Bank Indonesia terkait kegiatan dunia usaha.
“PMI Manufaktur triwulan III-2025 diperkirakan lebih rendah dibanding periode sebelumnya, namun masih ekspansif,” kata Rully.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf