
Pantau - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa penurunan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) mencerminkan kepercayaan investor asing dan domestik terhadap kekuatan ekonomi Indonesia.
"Yield-nya rendah kan berarti kita bagus. Orang lain percaya sama kita. Domestik sama asing," ungkap Purbaya dalam keterangannya, Kamis, 16 Oktober 2025.
Saat ini, yield SBN bertenor 10 tahun tercatat di kisaran 5,9 persen, angka yang disebut sebagai level terendah dalam dua dekade terakhir.
Purbaya menyebut penurunan ini merupakan sinyal positif terhadap fundamental ekonomi nasional yang dianggap stabil dan prospektif oleh pasar.
"Kalau tidak ada kepercayaan, yield tidak mungkin bisa turun seperti ini," ia mengungkapkan.
Tren Penurunan Yield dan Respons Investor
Data Bank Indonesia dalam laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah menunjukkan bahwa pada 16 Oktober 2025, imbal hasil SBN 10 tahun berada di level 5,94 persen.
Sebagai perbandingan, yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury Note) dengan tenor sama berada di level 3,975 persen.
Dengan demikian, selisih imbal hasil antara SBN Indonesia dan US Treasury tercatat sebesar 197 basis poin (bps) atau 1,97 persen.
Sejak awal tahun hingga 16 Oktober 2025, investor nonresiden tercatat melakukan beli neto di pasar SBN sebesar Rp17,28 triliun.
Sementara itu, pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) justru mencatatkan jual neto masing-masing sebesar Rp51,24 triliun dan Rp132,75 triliun.
Komposisi SBN dan Pemegang Terbesar
Berdasarkan data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), total outstanding SBN per akhir September 2025 mencapai Rp6.592 triliun.
Angka tersebut terdiri atas Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp5.301 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp1.290 triliun.
SUN terbagi menjadi Obligasi Negara jangka panjang sebesar Rp5.243 triliun dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) jangka pendek senilai Rp58,7 triliun.
Berdasarkan klasifikasi kepemilikan, SUN paling banyak dimiliki oleh bank swasta nasional dengan total Rp526 triliun, diikuti oleh bank pemerintah/BUMN sebesar Rp316,5 triliun dan bank asing senilai Rp74,9 triliun.
Sedangkan untuk kepemilikan SPN, bank pemerintah menguasai sebesar Rp3,45 triliun dan bank asing sebesar Rp2,58 triliun.
- Penulis :
- Leon Weldrick