billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

KEK Industropolis Batang Tambah Enam Investor Baru, Serap Rp456 Miliar dan Perkuat Status Sebagai Pusat Manufaktur Modern

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

KEK Industropolis Batang Tambah Enam Investor Baru, Serap Rp456 Miliar dan Perkuat Status Sebagai Pusat Manufaktur Modern
Foto: (Sumber: Enam perusahaan melakukan penandatanganan kesepakatan investasi di KEK Batang senilai Rp456,76 miliar di Batang, belum lama ini. ANTARA/HO-Humas KEK Batang.)

Pantau - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, mencatat tambahan enam perusahaan penanam modal baru pada awal kuartal IV tahun 2025 dengan total investasi mencapai Rp456,76 miliar.

KEK Industropolis Batang yang berada di bawah naungan Holding BUMN Danareksa ini terus memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi terpadu dan berstandar internasional.

Direktur Utama KEK Industropolis Batang, Ngurah Wirawan, menyatakan bahwa kehadiran investor baru mencerminkan tingginya kepercayaan dunia usaha terhadap iklim investasi Indonesia.

"Langkah ini diharapkan berkontribusi signifikan terhadap realisasi investasi langsung asing dan membuka lapangan kerja baru," ungkapnya.

Diversifikasi Ekonomi dan Fasilitas Penunjang

Ngurah menegaskan bahwa kawasan ini tak hanya dibangun sebagai kawasan industri, tetapi juga sebagai ekosistem lengkap yang mengintegrasikan fasilitas hiburan, hotel, dan layanan pendukung lainnya.

"Keikutsertaan tenant komersial menjadi fondasi awal bagi pengembangan jangka panjang KEK Industropolis Batang," ia menjelaskan.

Sebagai langkah diversifikasi, KEK Batang mulai dikembangkan menjadi pusat wisata dan kuliner terpadu.

Dua tenant perdana di sektor makanan dan minuman yang telah direkrut adalah PT San Bao Canyin dan PT Cinlong Culinary Indonesia.

PT San Bao Canyin akan membangun restoran di atas lahan 2.002 m² dengan nilai investasi Rp4,3 miliar. Konstruksi dimulai November 2025 dan ditargetkan beroperasi komersial pada Februari 2026.

Sementara itu, PT Cinlong Culinary Indonesia menggelontorkan dana sebesar Rp717 juta untuk membangun restoran di atas lahan seluas 598 m². Pembangunan dimulai Desember 2025 dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2026.

Investasi Manufaktur dan Serapan Tenaga Kerja

Sektor manufaktur juga semakin kuat dengan masuknya PT WKI, produsen komponen sepatu asal Tiongkok yang merupakan mitra bagi merek global seperti Nike, Adidas, dan Puma.

PT WKI menanamkan modal sebesar Rp120 miliar untuk membangun pabrik di lahan seluas 16.440 m². Proyek ini dijadwalkan mulai konstruksi pada April 2026 dan beroperasi penuh pada Juni 2027.

Pabrik ini bersifat padat karya dan diperkirakan dapat menyerap hingga 1.000 tenaga kerja, serta bergerak di sektor substitusi impor.

PT Novatex Industry Indonesia juga turut berinvestasi sebesar Rp102 miliar untuk mendirikan pabrik benang ramah lingkungan di atas lahan seluas 2,4 hektare.

Pabrik ini menargetkan kapasitas produksi 4.000 ton per tahun dan berorientasi ekspor hingga 95 persen dari total output.

Selain itu, PT Woodpark Mebel Indonesia, anak perusahaan Mitragreen Industry Pte Ltd asal Singapura, menginvestasikan Rp225 miliar untuk pabrik furnitur yang dijadwalkan mulai beroperasi pada April 2027.

Di sektor properti, PT ISNI Teknologi Konstruksi Indonesia menggelontorkan Rp4 miliar untuk membangun fasilitas mixed-use seluas 3.792 m² yang akan difungsikan sebagai kantor representatif sekaligus restoran.

Ngurah Wirawan menegaskan bahwa masuknya tenant-tenant baru ini bukan hanya memberikan dampak finansial, tetapi juga memperkuat posisi KEK Industropolis Batang sebagai platform produksi dan investasi berstandar global.

"Hal ini sejalan dengan visi kawasan untuk menjadi pusat manufaktur modern yang terintegrasi," tutupnya.

Penulis :
Aditya Yohan