Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Industri AMDK, Klaim Air Pegunungan, dan Jurang Transparansi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Industri AMDK, Klaim Air Pegunungan, dan Jurang Transparansi
Foto: Industri AMDK, Klaim Air Pegunungan, dan Jurang Transparansi

Pantau - Industri air minum dalam kemasan (AMDK) telah lama membangun citra produk yang identik dengan kemurnian dan kesegaran air pegunungan, menjanjikan air yang diambil dari sumber alami yang jauh dari polusi. Namun, klaim tersebut kini dipertanyakan setelah adanya dugaan bahwa bahan baku AMDK tidak selalu sesuai dengan narasi yang dipromosikan.

Masalah Transparansi dalam Pengelolaan Bahan Baku

Industri AMDK di Indonesia, yang memiliki lebih dari 700 pabrik dan kapasitas produksi 47 miliar liter per tahun, menghadapi masalah serius terkait transparansi dalam pengelolaan bahan baku. Masyarakat kini menuntut kejujuran dan transparansi dari produsen, mengingat air minum adalah kebutuhan dasar yang berhubungan langsung dengan kesehatan konsumen dan merupakan hak mereka untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Ambiguitas Regulasi Mengenai Bahan Baku AMDK

Regulasi yang tercantum dalam Permenperin No. 62 Tahun 2024 menyatakan bahwa "Air Mineral Alami" dapat berasal dari sumber alami atau pengeboran sumur dalam. Namun, penggunaan kata "atau" dalam regulasi tersebut menimbulkan ambiguitas yang membuka ruang bagi perbedaan praktik. Hal ini memungkinkan produsen untuk menggunakan air yang tidak berasal dari sumber alami, melainkan dari pengeboran air bawah tanah, yang tentunya bertentangan dengan klaim kemurnian dan kesegaran yang disampaikan kepada konsumen.

Perlunya Perubahan Tata Kelola Industri AMDK

Polemik ini mengharuskan adanya perubahan mendasar dalam tata kelola industri AMDK, agar pengambilan air baku sesuai dengan klaim yang disampaikan kepada publik. Pemerintah diharapkan untuk segera melakukan evaluasi dan memberikan regulasi yang lebih jelas, serta memastikan bahwa standar pengambilan dan penggunaan sumber air dalam industri ini dilakukan dengan transparansi yang lebih tinggi.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan