
Pantau.com - Tak hanya di Indonesia, kasus pemogokan juga terjadi di ,Maskapai penerbangan Skandinavia, SAS, telah membatalkan ratusan penerbangan pada hari Minggu ketika pemogokan pilot berlanjut. Hal ini tentu mengganggu puluhan ribu penumpang.
Pilot mogok pada hari Jumat (26 April 2019) dalam perselisihan upah, mendarat sekitar 70 persen dari penerbangan maskapai dan memukul sekitar 170.000 orang selama akhir pekan.
"Kami sangat menyesal bahwa pelanggan kami dipengaruhi oleh pemogokan pilot yang sedang berlangsung," kata SAS dalam sebuah pernyataan yang dikutip BBC.
Sekitar 64.000 penumpang terlantar pada hari Minggu (28 April 2019) karena 587 penerbangan dibatalkan.
"Kami percaya serikat pekerja harus menghadapi kenyataan dan melanjutkan pembicaraan," kata Torbjoern Lothe di Konfederasi Perusahaan Norwegia, asosiasi pengusaha yang terlibat dalam negosiasi dengan serikat pekerja pekan lalu, kepada Reuters.
Baca juga: Soal Ancaman Mogok, Menhub Budi Akan Surati Garuda Indonesia
Salah satu dari dua serikat pilot SAS di Norwegia, Norsk Pilotforbund, mengatakan tidak memiliki kontak dengan maskapai.
Dan Rawaz Nermany, ketua Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan Swedia, mengatakan sedang menunggu keputusan SAS.
"Kami sedang menunggu SAS untuk menghubungi dan menunjukkan keinginan nyata untuk membahas masalah yang penting bagi kami," ujarnya.
Konsekuensi negatif
SAS telah mengatakan ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pemogokan sesegera mungkin, tetapi memperingatkan jika persyaratan pilot terpenuhi itu akan memiliki konsekuensi yang sangat negatif untuk maskapai.
Baca juga: Batal Besok, Bandara Internasional Yogyakarta Diresmikan Usai Lebaran
Pilot berusaha untuk mengamankan kenaikan upah 13 persen. Mereka saat ini menghasilkan rata-rata 93.000 mahkota Swedia (£ 7.500) per bulan.
Pemogokan pilot dihadapkan pada kondisi bisnis yang sulit bagi SAS. Saat ini sedang memperbarui armada pesawat yang menua dan menghadapi persaingan yang meningkat dari operator anggaran seperti Norwegia, Ryanair dan Easyjet.
Maskapai melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan untuk kuartal pertama di Februari, tetapi mengatakan masih diperkirakan akan mencatat laba untuk tahun ini.
rn- Penulis :
- Nani Suherni