
Pantau - Liverpool Central Library, yang terletak di kawasan Situs Warisan Dunia William Brown Street, kini menjadi bangunan berstatus Grade II setelah berhasil menjalani restorasi besar-besaran senilai £50 juta. Restorasi ini dibiayai melalui skema Private Finance Initiative dan melibatkan hampir 200 pekerja, termasuk banyak magang dalam bidang pertukangan, plesteran, dan beton. Program magang ini memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan keterampilan lokal dan selaras dengan misi perpustakaan yang lebih luas untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
Proses restorasi yang dimulai pada 2011 dan selesai pada 2013 berhasil menggabungkan pelestarian elemen-elemen bersejarah dengan penambahan fasilitas modern. Salah satu fitur baru yang ditambahkan adalah ruang permainan, yang dirancang untuk menarik perhatian generasi muda yang biasanya kurang tertarik mengunjungi perpustakaan. Dengan fasilitas baru ini, Liverpool Central Library berhasil menarik pengunjung dari berbagai kalangan, menjadikannya lebih inklusif, sekaligus mempertahankan arsip penting seperti arsip Liverpool Record Office yang melengkapi layanan perpustakaan.
Sejak dibuka kembali pada 17 Mei 2013, perpustakaan ini menjadi salah satu destinasi utama di Liverpool dan telah mencatatkan lebih dari 750.000 pengunjung pada tahun 2017. Kepopulerannya semakin meningkat ketika pada 2018, Liverpool Central Library meraih penghargaan Library of the Year dari The Bookseller, yang menegaskan kontribusinya yang besar terhadap perkembangan literasi di Inggris. Perpustakaan ini bukan hanya tempat untuk mencari buku, tetapi juga pusat kebudayaan yang mendukung berbagai kegiatan seni dan pendidikan di kota ini.
Baca juga: 5 Rekomendasi Perpustakaan Terbaik dan Ternyaman di Jakarta dan Sekitarnya 2024
Sebagai salah satu perpustakaan terbesar dan paling indah di Inggris, Liverpool Central Library terletak di antara bangunan bersejarah lainnya, seperti St. George's Hall, The Walker Art Gallery, dan World Museum. Keberadaannya menambah daya tarik budaya di kawasan ini, yang terkenal dengan arsitektur klasik yang mempesona. Perpustakaan ini juga berhasil menggabungkan desain klasik dengan elemen-elemen modern dalam restorasinya, menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis. Pintu masuk yang megah dan jelas terlihat dari William Brown Street menggambarkan betapa pentingnya perpustakaan ini sebagai pusat pengetahuan dan budaya bagi masyarakat Liverpool.
Perpustakaan ini memiliki berbagai koleksi langka dan bersejarah, termasuk Hornby Library, Oak Room, dan Picton Reading Room, yang masing-masing menyimpan sekitar 15.000 buku langka. Di samping koleksi buku fisik, perpustakaan ini juga menawarkan arsip sejarah yang sangat berharga, termasuk manuskrip kuno dan koleksi multimedia. Layanan digitalisasi yang terus berkembang memungkinkan pengunjung dari seluruh dunia mengakses koleksi langka tersebut secara online, menjadikan perpustakaan ini pusat informasi global.
Baca juga: Perpustakaan Jusuf Kalla Viral, Ini Alasan UII Menamainya
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern, Liverpool Central Library juga dilengkapi dengan fasilitas canggih, seperti Wi-Fi gratis, 130 komputer, dan ruang bisnis yang mendukung berbagai aktivitas. Perpustakaan ini juga menyediakan ruang keluarga yang nyaman untuk anak-anak dan orang tua, serta ruang khusus untuk anak-anak belajar dan bermain, yang dirancang untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini. Selain itu, ruang pertunjukan seni dan kafe yang terletak di lantai dasar menjadikan perpustakaan ini tempat yang ideal untuk mengadakan berbagai acara budaya dan komunitas.
Arsitektur Liverpool Central Library adalah salah satu aspek yang paling memukau. Dirancang oleh arsitek terkenal Cornelius Sherlock, perpustakaan ini menggabungkan kemegahan Victoria dengan desain klasik yang elegan. Restorasi yang dilakukan oleh firma arsitektur Austin-Smith:Lord menambahkan berbagai fitur baru yang menambah kesan modern pada bangunan ini. Salah satu fitur ikonik adalah atrium pusat dengan kubah kaca yang menawarkan pemandangan spektakuler dari kota Liverpool, menjadikannya tempat yang sangat menarik bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana kota dari ketinggian.
Selain ruang-ruang koleksi buku yang luas, lantai tiga dan empat dari perpustakaan ini menyimpan arsip kota yang berharga, termasuk Liverpool Record Office yang menyimpan sekitar 3 juta item sejarah, yang diakses oleh pengunjung untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah kota ini. Di lantai empat, terdapat ruang pertemuan komunitas yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan sosial, sedangkan teras atap menawarkan ruang luar yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati pemandangan kota.
Baca juga: 5 Rekomendasi Perpustakaan di Jakarta yang Nyaman dan Bikin Betah
Tidak hanya mengedepankan literasi, Liverpool Central Library juga menjunjung tinggi nilai aksesibilitas. Dengan sistem peliputan suara, perangkat lunak khusus, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas, perpustakaan ini memastikan bahwa semua kalangan dapat menikmati berbagai layanan yang ditawarkan. Sistem ini memastikan bahwa pengunjung dengan berbagai kebutuhan dapat mengakses koleksi dan fasilitas perpustakaan dengan mudah.
Dalam era digital yang serba canggih ini, Liverpool Central Library tetap teguh pada komitmennya untuk melestarikan sejarah sekaligus beradaptasi dengan kebutuhan pembaca modern. Program digitalisasi yang terus berkembang memungkinkan akses global terhadap arsip dan manuskrip langka, sementara fasilitas seperti platform peminjaman e-book dan internet berkecepatan tinggi memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang lebih memilih akses digital. Perpustakaan ini membuktikan bahwa meski dunia semakin digital, pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah tetap relevan, seiring dengan berjalannya waktu.
- Penulis :
- Latisha Asharani










