
Pantau - Western Wall atau Tembok Barat di Kota Tua Yerusalem merupakan situs suci bagi umat Yahudi. Struktur ini adalah sisa dari tembok penahan yang mengelilingi Temple Mount, tempat berdirinya Bait Suci Pertama dan Kedua. Bagi umat Yahudi kuno, kawasan ini memiliki kesakralan yang tak tergantikan.
Bait Suci Pertama dihancurkan oleh Bangsa Babilonia pada 587–586 SM, sedangkan Bait Suci Kedua runtuh akibat serangan Kekaisaran Romawi pada tahun 70 M. Meski demikian, bagian dari tembok ini tetap bertahan dan menjadi simbol keteguhan serta pengharapan dalam tradisi Yahudi.
Keaslian dan Kontroversi Sejarah
Keberadaan Western Wall telah dikonfirmasi oleh catatan sejarah, tradisi, dan penelitian arkeologi. Struktur utama diperkirakan berasal dari abad ke-2 SM, dengan bagian atasnya ditambahkan pada periode berikutnya. Beberapa teks menyebutkan bahwa tembok ini bertahan sebagai bagian dari kehendak ilahi, sementara sumber lain menyebutkan bahwa Kaisar Titus membiarkannya sebagai pengingat kekalahan bangsa Yahudi oleh Romawi.
Karena menjadi bagian dari tembok yang mengelilingi Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa, kontrol atas situs ini kerap menjadi sumber perselisihan antara Israel dan Palestina. Ketegangan meningkat setelah Israel mengambil alih Kota Tua Yerusalem dalam Perang Enam Hari pada Juni 1967.
Baca juga: 10 Situs Bersejarah Paling Kontroversial di Dunia
Struktur dan Tradisi Keagamaan
Saat ini, Western Wall memiliki panjang sekitar 50 meter dan tinggi 20 meter, meskipun bagian bawahnya masih tertanam dalam tanah. Sejak era Bizantium, tembok ini menjadi tempat ibadah bagi umat Yahudi yang meyakini bahwa "kehadiran ilahi tidak pernah meninggalkan Western Wall."
Di tempat ini, umat Yahudi mengenang kehancuran Bait Suci dan berdoa untuk pemulihannya. Sebuah tradisi yang berkembang adalah menyelipkan kertas berisi doa atau harapan ke dalam celah-celah batu tembok. Nama Wailing Wall atau "Tembok Ratapan" berasal dari kesaksian para pelancong Eropa yang melihat umat Yahudi menangis dan berdoa di tempat ini.
Sumber-sumber Arab dan Yahudi mencatat bahwa setelah Yerusalem dikuasai oleh bangsa Arab pada tahun 638, komunitas Yahudi membantu membersihkan area sekitar Temple Mount. Mereka menunjukkan lokasi Batu Suci serta halaman Bait Suci kepada penguasa baru dan berperan dalam merestorasi kawasan tersebut.
Sebagai salah satu situs paling sakral di dunia, Western Wall terus menjadi pusat ibadah, ziarah, dan juga perdebatan politik yang mencerminkan kompleksitas sejarah Yerusalem.
Baca juga: Auschwitz, Kamp Konsentrasi yang Kini Menjadi Museum Bersejarah
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Khalied Malvino