Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Modi Tolak Dukung Trump untuk Nobel Perdamaian, Hubungan India-AS Memburuk

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Modi Tolak Dukung Trump untuk Nobel Perdamaian, Hubungan India-AS Memburuk
Foto: (Sumber: Ilustrasi Hadiah Nobel Perdamaian. /ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Hubungan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan memburuk akibat penolakan Modi untuk merekomendasikan Trump sebagai kandidat penerima Hadiah Nobel Perdamaian.

Penolakan Rekomendasi Jadi Pemicu Ketegangan

Laporan ini diungkap oleh harian The New York Times pada Sabtu, 30 Agustus 2025, yang mengutip sumber yang mengetahui langsung persoalan tersebut.

Ketegangan bermula dari percakapan telepon antara Trump dan Modi pada 17 Juni lalu.

Dalam pembicaraan tersebut, Trump menyatakan kebanggaannya karena dianggap berhasil meredam ketegangan militer antara India dan Pakistan.

Trump bahkan menyebut bahwa Pakistan berencana mencalonkannya untuk Nobel Perdamaian 2026.

Namun, menurut sumber yang mengetahui isi percakapan, Modi menyampaikan bahwa Trump tidak berperan langsung dalam tercapainya gencatan senjata.

Trump disebut mengabaikan pernyataan tersebut, tetapi perbedaan pandangan dan penolakan Modi untuk mendukung pencalonannya dianggap sebagai penyebab utama memburuknya hubungan keduanya.

Modi Hindari Kontak, Trump Dapat Dukungan dari Negara Lain

Harian Frankfurter Allgemeine Zeitung dari Jerman sebelumnya melaporkan bahwa Trump telah mencoba menghubungi Modi sebanyak empat kali dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, Modi disebut menolak menjawab panggilan-panggilan itu.

Sementara itu, dukungan terhadap Trump untuk pencalonan Nobel Perdamaian datang dari sejumlah tokoh dunia.

Pada Januari 2025, Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta menyatakan kemungkinan mencalonkan Trump jika terbukti berperan dalam perdamaian konflik Ukraina dan Gaza.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko juga menyatakan dukungan, meski menyebut bahwa penghargaan Nobel kini sudah kehilangan relevansi.

Pada awal Juli, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan telah mengirim surat resmi ke Komite Nobel untuk mendukung pencalonan Trump.

Dukungan serupa juga datang dari Menteri Luar Negeri Rwanda, Olivier Nduhungirehe, yang menyatakan Trump layak mendapat Nobel jika mampu menyelesaikan konflik antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

Pada Juni, Pemerintah Pakistan secara resmi mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian 2026 atas apa yang disebut sebagai "intervensi diplomatik yang tegas dan kepemimpinan penting" selama eskalasi antara Pakistan dan India.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf