
Pantau - Presiden Prabowo Subianto dinilai menunjukkan kemampuan diplomasi berkaliber tinggi dan kepemimpinan yang kuat di kancah internasional, menurut pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah.
Dalam pernyataannya, Reza menilai gaya kepemimpinan Prabowo yang tegas dan percaya diri membuat Indonesia tampil sebagai kekuatan menengah (middle power) yang semakin berpengaruh secara global.
"Presiden Prabowo memiliki kaliber tinggi, pendidikan memadai, pengalaman manajerial kuat, dan kepemimpinan yang matang. Ia cerdas secara intelektual, emosional, dan manajerial," ujarnya.
Diplomasi Indonesia Aktif di Forum Internasional
Reza menyebut bahwa Prabowo membawa Indonesia semakin aktif dalam politik luar negeri melalui pendekatan multilateralisme dan hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Ia menilai Indonesia kini lebih aktif dalam berbagai konvensi dan KTT internasional, dengan komitmen kuat terhadap perdamaian global.
"Gaya kepemimpinannya berbeda dari presiden sebelumnya, namun gagasannya dekat dengan Soekarno, Habibie, Suharto, dan Gus Dur. Dalam praktik hubungan luar negeri, ia punya pendekatan sendiri," ungkapnya.
Menurut Reza, salah satu momen yang paling menonjol adalah ketika Prabowo menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB pada Oktober lalu.
"Salah satu momen terkuat adalah pidatonya di Sidang Umum PBB pada Oktober, ketika ia menyampaikan pesan tegas, menarik perhatian dunia, dan menegaskan kesiapan Indonesia mengambil risiko bagi perdamaian global," jelasnya.
Gaya Kepemimpinan Unik dan Dihormati
Reza juga menyebut bahwa Prabowo tampil dengan rasa percaya diri tinggi dalam forum-forum global, yang disebutnya mengingatkan pada gaya Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia menilai bahwa Prabowo memiliki pemahaman mendalam terhadap sejarah perjuangan Indonesia serta pentingnya menjaga kedaulatan nasional dalam konteks diplomasi internasional.
"Karena itu ketika Prabowo berbicara, bangsa mengikuti. Mereka merasa terwakili di tingkat internasional," ucapnya.
Reza menambahkan bahwa Prabowo memahami secara luas jaringan kemitraan internasional yang dimiliki Indonesia.
Menurutnya, prinsip “Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan belum cukup” yang dipegang Prabowo mencerminkan kesinambungan dengan semangat “sejuta kawan tanpa musuh” dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ia mengambil unsur penting dari presiden-presiden sebelumnya dan menggabungkannya dengan gaya kepemimpinannya sendiri," kata Reza.
Dalam berbagai forum seperti BRICS, KTT Perdamaian Gaza di Mesir, dan Sidang Umum PBB, Prabowo dinilai berhasil menyampaikan pernyataan-pernyataan substansial.
"Prabowo berbicara soal perdamaian dan keamanan ketika dunia masih ragu menentukan arah. Ia yang pertama mengusulkan pengiriman pasukan Indonesia di bawah mandat PBB," tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf








