billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Hiburan

Ayu Laksmi Rayakan Kemerdekaan Lewat Seni: Dari Diaspora Hingga Kesunyian Singaraja

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ayu Laksmi Rayakan Kemerdekaan Lewat Seni: Dari Diaspora Hingga Kesunyian Singaraja
Foto: (Sumber: Ayu Laksmi. ANTARA News/Maria Cicilia Galuh)

Pantau - Aktris dan musisi Ayu Laksmi mengungkapkan rasa bangganya saat menyaksikan diaspora Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dengan penuh hormat di berbagai negara tempat ia tampil membawakan musik World Music, perpaduan antara musik tradisional dan modern.

Dari Diaspora ke Festival: Merayakan Kemerdekaan Lewat Musik dan Tradisi

"Melihat lagu 'Indonesia Raya' dinyanyikan di luar negeri dengan sikap penuh hormat. Itu sangat membanggakan," ungkap Ayu saat menceritakan pengalamannya di panggung internasional.

Pada tahun ini, Ayu akan tampil kembali di Bali dalam Powerful Indonesia Festival 2025 sebagai bentuk perayaan Hari Kemerdekaan melalui seni, budaya, tradisi, warisan, dan musik.

Selama lima tahun terakhir, Ayu menetap di kota kelahirannya, Singaraja, Buleleng, untuk merawat sang ibu yang mengidap demensia pada usia 92 tahun.

"Maka demikianlah saya jelang Hari Kemerdekaan akan berdamai dengan yang paling riuh, pula yang paling sunyi," ujarnya, merujuk pada kesunyian yang menjadi ruang refleksi bagi dirinya.

Seni sebagai Jalan Hidup dan Makna Kemerdekaan

Ayu mengenang masa kecilnya di Singaraja, di mana rumahnya dikelilingi oleh sekolah dan suasana Hari Kemerdekaan selalu meriah dengan festival dan lomba.

Ia menggambarkan suasana masa kecilnya sebagai "seribu triliun lebih riuh."

Saat sekolah, ia pernah mengikuti lomba gerak jalan dan menyanyi di lapangan dalam rangka perayaan 17 Agustus.

Kini, Ayu memilih mengabdi sepenuhnya di dunia seni yang menurutnya merupakan jalan untuk terhubung dengan diri, manusia, alam, dan Tuhan.

"Pekerjaan yang seringkali dianggap terlalu berisiko. Namun demikianlah saya telah memilih seni sebagai wahana saya untuk terhubung pada diri, manusia, alam, serta Tuhan," jelasnya.

Perjalanan seninya membawanya hingga ke layar lebar, membintangi film-film seperti Komang, Bumi Manusia, dan Pengabdi Setan.

Ayu menyebut bahwa banyak warga Buleleng yang bertanya kepadanya tentang bagaimana caranya bisa terlibat di film besar.

"'Mbak Ayu kok bisa sih terlibat di film layar lebar, bagaimana caranya?' Demikianlah pertanyaan yang paling sering saya dapat," katanya.

Bagi Ayu, refleksi tentang kemerdekaan dibentuk oleh pengalaman hidupnya sebagai seniman dan didikan dari kedua orang tuanya.

"Pendidikan harus melebur pula dalam dunia seni sebagai kewajiban. Karena dulu menurut keyakinan dari orang tua saya, 'Seni yang akan menghaluskan Budi'," tuturnya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan