Pantau Flash
HOME  ⁄  Hiburan

Malang dan Ponorogo Resmi Jadi Kota Kreatif UNESCO, Indonesia Kini Miliki Tujuh Kota dalam Jaringan Dunia

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Malang dan Ponorogo Resmi Jadi Kota Kreatif UNESCO, Indonesia Kini Miliki Tujuh Kota dalam Jaringan Dunia
Foto: (Sumber: Reog Ponorogo dibawakan oleh seniman Reog dari Ponorogo tampil di markas besar UNESCO pada 14 Oktober 2025, saat pelaksanaan sidang Executive Board UNESCO.ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi.)

Pantau - Kota Malang dan Kota Ponorogo resmi ditetapkan sebagai bagian dari jaringan UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bertepatan dengan peringatan World Cities Day 2025.

Pengakuan UNESCO untuk Dua Kota di Jawa Timur

Keputusan ini diumumkan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, yang menandai ekspansi besar jaringan kota kreatif dunia tahun ini.

Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Satrya Wibawa, menyatakan, “Penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota-kota metropolitan, tetapi juga di kawasan yang kuat akar budayanya dan dinamis inovasi digitalnya,” ungkapnya.

Ponorogo ditetapkan sebagai Kota Kreatif bidang Crafts and Folk Art (kriya dan seni rakyat), sementara Malang masuk kategori Media Arts (seni media).

Satrya Wibawa menegaskan bahwa, “Penetapan ini membuat Indonesia kini memiliki tujuh kota kreatif UNESCO.”

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, pemangku kepentingan kreatif, serta kementerian dan lembaga yang mendukung aplikasi kedua kota sejak tahun 2024.

Makna Strategis dan Tantangan ke Depan

Menurut Satrya, status kota kreatif bukan sekadar gelar seremonial, melainkan mandat untuk menjalin kerja sama internasional melalui program, festival, riset, dan jejaring kreatif.

Penetapan Ponorogo menyoroti kekuatan seni rakyat seperti tradisi Reog, kerajinan pendukung, dan pelaku budaya lokal sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan.

“Penunjukan ini sekaligus mengafirmasi proposal Indonesia yang sejak 2024 memang mengajukan Ponorogo dan Malang ke UNESCO,” ia menambahkan.

Kota Malang dipilih karena keunggulannya di bidang gim, animasi, digital storytelling, komunitas makerspace, serta dukungan universitas dan sektor kreatif muda di Jawa Timur.

“Dengan status ini Malang dapat mengakses praktik terbaik kota-kota media arts lain seperti Changsha atau Gwangju, sekaligus menawarkan kolaborasi Asia Tenggara berbasis konten lokal,” tuturnya.

Sebelumnya, Indonesia telah memiliki lima kota kreatif UNESCO yaitu Pekalongan (Crafts and Folk Art, 2014), Bandung (Design, 2015), Ambon (Music, 2019), Jakarta (Literature, 2021), dan Surakarta atau Solo (Crafts and Folk Art, 2023).

Dengan penambahan Malang dan Ponorogo, total kota kreatif UNESCO dari Indonesia menjadi tujuh.

Hal ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia dengan portofolio kreatif paling beragam di jaringan UCCN, mencakup bidang kriya, seni rakyat, desain, musik, sastra, dan seni media.

Satrya menambahkan, “Ini sejalan dengan fokus UNESCO agar kota-kota menjadikan budaya dan industri kreatif sebagai penggerak ketahanan sosial, investasi, dan kohesi komunitas.”

UCCN Terus Berkembang

Tahun 2025, UNESCO menambahkan 58 kota baru ke dalam jaringan UCCN, yang kini mencakup 408 kota dari lebih 100 negara.

Untuk pertama kalinya, bidang arsitektur juga diperkenalkan dalam jaringan tersebut, menandakan bahwa UCCN terus berkembang dan relevan dengan agenda pembangunan perkotaan masa kini.

Satrya menilai, masuknya Ponorogo dan Malang perlu segera ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan dengan langkah-langkah strategis.

Ia berharap kedua kota segera berkoordinasi dengan kota-kota kreatif Indonesia lainnya untuk membentuk Cluster Indonesia Creative Cities di UNESCO.

“Pemerintah kota bekerja sama dengan kementerian dan pengampu kepentingan terkait segera melaksanakan rencana aksi 4 tahun bagi Ponorogo dan Malang sesuai pedoman UCCN,” tegasnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti