Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Presiden Guinea Dikudeta, Militer Bubarkan Pemerintah dan Tutup Akses Perbatasan Darat-Udara

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Presiden Guinea Dikudeta, Militer Bubarkan Pemerintah dan Tutup Akses Perbatasan Darat-Udara

Pantau.com - Pasukan khusus Guinea yang dikabarkan telah menggulingkan Presiden Alpha Conde mengklaim telah membubarkan pemerintah dan konstitusi, serta menutup perbatasan darat dan udara negara itu.

Pemimpin pasukan elite Mamady Doumbouya mengatakan kemiskinan dan korupsi yang mewabah telah mendorong pasukannya melengserkan Conde dari kursi presiden.

"Kami telah membubarkan pemerintah dan institusi-institusi," kata Doumbouya pada siaran televisi pemerintah. "Kami akan menulis ulang konstitusi bersama-sama," kata mantan legiun asing Prancis itu, dilansir Reuters, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Negara-negara Jazirah Arab Tegaskan Dukunganya pada Raja Abdullah II Terkait Isu Kudeta

Baku tembak terjadi di dekat kediaman presiden di ibu kota Conakry pada Minggu pagi (5/9). Beberapa jam kemudian, video-video beredar di media sosial yang memperlihatkan Conde tengah berada dalam sebuah ruangan dan dikelilingi anggota pasukan khusus angkatan darat.

Sumber-sumber di kalangan militer mengatakan presiden dibawa ke sebuah lokasi rahasia. Mereka juga mengatakan bahwa pasukan Doumbouya telah melakukan sejumlah penangkapan, termasuk pada pejabat senior pemerintah. Junta militer mengatakan Conde tidak disakiti, keselamatannya dijamin dan diberi akses untuk mendapat perawatan dokter.

Para menteri dan kepala institusi diundang ke pertemuan Senin pagi di parlemen, kata junta dalam pernyataan yang dibacakan lewat siaran TV. "Siapa pun yang tidak hadir akan dianggap sebagai pemberontak melawan CNRD," kata mereka merujuk pada National Rally and Development Committee (CNRD), nama kelompok mereka.

Baca juga: Otak Kudeta Myanmar Jenderal Min Aung Dipastikan Bakal Datang ke Jakarta!

Pemimpin oposisi utama Guinea, Cellou Dalein Diallo, membantah rumor bahwa dia ikut ditahan. Conde memenangi masa jabatan ketiga pada Oktober setelah mengubah konstitusi yang membolehkan dirinya menjabat lagi. Langkah itu memicu aksi-aksi protes dengan kekerasan dari kubu oposisi.

Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah telah menaikkan pajak secara drastis untuk mengisi kas negara dan meningkatkan harga bahan bakar sebanyak 20 persen yang menyulut kemarahan di mana-mana. Hingga Minggu pagi, belum ada kejelasan apakah Doumbouya telah memegang kendali penuh atas pemerintahan.

Kementerian pertahanan merilis pernyataan yang mengatakan bahwa serangan terhadap istana presiden telah berhasil dihalau. Namun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya mengutuk keras "setiap pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan" dan mendesak agar Conde dibebaskan segera.

Penulis :
Noor Pratiwi