
Pantau - Kepala Sekolah TK Kawasaki Tatsuyoshi Masuda mengundurkan diri usai seorang siswi berusia 3 tahun tewas karena kecelakaan.
Peristiwa tragis itu berawal ketika Masuda mengendarai bus sekolah karena orang yang bertugas mengendarai bus sedang absen.
Masuda juga mengakui kelalaiannya dan mengucapkan permintaan maaf kepada keluarga siswi korban karena tidak mengikuti peraturan keamanan yang ditetapkan, dilansir The Asahi Shimbun, Kamis (8/9/2022).
"Saya minta maaf atas keluarga dari murid perempuan yang meninggal dunia. Saya mengakui bahwa kejadian sedih ini karena kita tidak mengikuti protokol keamanan," ujar Masuda.
Murid itu bernama China Kawamoto. Dia ditemukan oleh pihak sekolah sendirian di dalam bus dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Menurut guru TK, botol minuman Kawamoto ditemukan dalam keadaan habis, diduga ia meminum semua air selama terjebak 5 jam di dalam bus tersebut.
"Saya bersalah karena telah membuat anak perempuan ini menderita," ujar Masuda.
Masuda sudah menemui dan meminta maaf kepada orang tua dari murid tersebut. Orang tua sang murid meminta Masuda untuk menutup TK tersebut karena telah membuat anak perempuannya meninggal dengan menderita.
Masuda menyampaikan bahwa keputusan ini diberikan kepada pemerintah kota yang akan diadakan pertemuan khusus pada minggu depan.
Orang tua lainnya juga syok atas kejadian tersebut, sehingga TK mengadakan pertemuan emosional pada hari yang sama ketika berita ini diunggah pada Rabu (7/9/2022).
Pihak sekolah menjelaskan kejadian tersebut ke orang tua yang datang ke sekolah. Kebanyakan menjadi sakit ketika mendengarkan penjelasan, bahkan 10 ambulans dipanggil untuk membawa 13 orang ke rumah sakit.
Menurut salah satu yang datang ke sekolah, para orang tua menangis ketika bertanya dan beberapa ada yang sesak napas ketika ingin berbicara.
Mereka tidak membayangkan penderitaan bocah itu selama 5 jam di dalam bus hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
TK memiliki protokol keamanan di mana para murid harus diabsen ketika masuk dan keluar dari bus. Tapi Masuda dan staf berusia 70 yang juga berada dalam bus tidak mengecek nama dari murid yang keluar dari bus.
Wali kelas Kawamoto mengetahui bahwa ia tidak hadir tapi tidak menghubungi orang tua.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
Peristiwa tragis itu berawal ketika Masuda mengendarai bus sekolah karena orang yang bertugas mengendarai bus sedang absen.
Masuda juga mengakui kelalaiannya dan mengucapkan permintaan maaf kepada keluarga siswi korban karena tidak mengikuti peraturan keamanan yang ditetapkan, dilansir The Asahi Shimbun, Kamis (8/9/2022).
"Saya minta maaf atas keluarga dari murid perempuan yang meninggal dunia. Saya mengakui bahwa kejadian sedih ini karena kita tidak mengikuti protokol keamanan," ujar Masuda.
Murid itu bernama China Kawamoto. Dia ditemukan oleh pihak sekolah sendirian di dalam bus dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Menurut guru TK, botol minuman Kawamoto ditemukan dalam keadaan habis, diduga ia meminum semua air selama terjebak 5 jam di dalam bus tersebut.
"Saya bersalah karena telah membuat anak perempuan ini menderita," ujar Masuda.
Masuda sudah menemui dan meminta maaf kepada orang tua dari murid tersebut. Orang tua sang murid meminta Masuda untuk menutup TK tersebut karena telah membuat anak perempuannya meninggal dengan menderita.
Masuda menyampaikan bahwa keputusan ini diberikan kepada pemerintah kota yang akan diadakan pertemuan khusus pada minggu depan.
Orang tua lainnya juga syok atas kejadian tersebut, sehingga TK mengadakan pertemuan emosional pada hari yang sama ketika berita ini diunggah pada Rabu (7/9/2022).
Pihak sekolah menjelaskan kejadian tersebut ke orang tua yang datang ke sekolah. Kebanyakan menjadi sakit ketika mendengarkan penjelasan, bahkan 10 ambulans dipanggil untuk membawa 13 orang ke rumah sakit.
Menurut salah satu yang datang ke sekolah, para orang tua menangis ketika bertanya dan beberapa ada yang sesak napas ketika ingin berbicara.
Mereka tidak membayangkan penderitaan bocah itu selama 5 jam di dalam bus hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
TK memiliki protokol keamanan di mana para murid harus diabsen ketika masuk dan keluar dari bus. Tapi Masuda dan staf berusia 70 yang juga berada dalam bus tidak mengecek nama dari murid yang keluar dari bus.
Wali kelas Kawamoto mengetahui bahwa ia tidak hadir tapi tidak menghubungi orang tua.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
- Penulis :
- Aries Setiawan