Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Amerika dkk Dituding Bakal Pecah Rusia jadi Negara Kecil Seperti Era Soviet

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Amerika dkk Dituding Bakal Pecah Rusia jadi Negara Kecil Seperti Era Soviet
Pantau - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut negara-negara barat tengah berupaya untuk memecah Rusia menjadi negara-negara kecil.

Medvedev menilai negara-negara Barat tidak menyukai independensi China dan Rusia, sehingga beberapa dasawarsa ke depan akan terus mengusik eksistensi keduanya.

Dalam wawancara dengan kantor berita pemerintah TASS, Medvedev mengatakan bahwa Ukraina merupakan bagian dari Rusia Raya.

Medvedev yang juga mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia itu menyatakan, bahwa dia tidak melihat peluang untuk menghidupkan kembali hubungan Rusia dengan Barat dalam waktu dekat ini.

"Saya yakin bahwa cepat atau lambat situasinya akan stabil dan komunikasi kembali terjalin, namun saya sangat berharap bahwa pada saat itu sebagian besar dari orang-orang itu (pemimpin Barat saat ini) sudah pensiun dan beberapa meninggal," kata Medvedev, Kamis (23/3/2023).

Menanggapi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Presiden Vladimir Putin akan dianggap sebagai deklarasi perang.

Potensi Serangan Nuklir AS, Inggris dan Prancis


Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa Moskow akan mempertimbangkan kemampuan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, untuk secara bersama melakukan serangan nuklir ke Moskow, guna memutuskan nasib perjanjian New START.

Berbicara dalam sebuah pertemuan di Klub Diskusi Valdai di Moskow, Ryabkov mengatakan ketiga negara NATO itu telah membentuk "front bersatu" menentang Rusia dengan tujuan "menimbulkan kekalahan strategis" kepada negara tersebut.

Ia memperkirakan mereka bisa saja melakukan serangan nuklir bersama ke Rusia.

"Pada situasi saat ini, kami akan mempertimbangkan bahwa negara-negara ini kemungkinan bergabung menggunakan kemampuan nuklir mereka untuk menyerang Rusia," kata Ryabkov dikutp dari Anadolu.

Ryabkoy mengatakan bahwa Rusia tidak akan mundur dari keputusannya untuk menangguhkan partisipasinya dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) atau Perjanjian Perlucutan Senjata Nuklir, bahkan jika kekhawatiran Rusia dipertimbangkan karena bantuan AS ke Ukraina dalam serangannya ke fasilitas strategis Rusia sangat jelas dan lokasi militer ini ditunjukkan dalam perjanjian START.

Presiden Vladimir Putin pada Februari telah menandatangani UU yang menangguhkan partisipasi Rusia dalam satu-satunya perjanjian pengendalian senjata yang tersisa dengan AS.

Ia mengatakan Moskow menunda perjanjian New START karena keterlibatan Washington yang sangat besar dalam perang Ukraina.

Ditandatangani pada 2010 dan diperpanjang pada 2021 untuk lima tahun berikutnya, perjanjian itu bertujuan mengendalikan dan mengurangi kekuatan nuklir strategis yang digunakan AS dan Rusia.
Penulis :
Fadly Zikry

Terpopuler