Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Rusia Siap Ubah Strategi Militer Usai Finlandia Resmi Gabung NATO

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rusia Siap Ubah Strategi Militer Usai Finlandia Resmi Gabung NATO
Foto: (Sumber: Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. ANTARA/Anadolu/aa.)

Pantau - Rusia menyatakan akan menyesuaikan strategi militernya di sepanjang perbatasan dengan Finlandia sebagai respons atas keanggotaan negara Nordik tersebut dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Medvedev: Kami Tidak Bisa Abaikan Keanggotaan Finlandia di NATO

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengungkapkan pernyataan tersebut pada Jumat, 5 September 2025, dalam kunjungannya ke Svetogorsk, wilayah Leningrad yang berbatasan langsung dengan Finlandia.

"Walau bagaimanapun, kami akan bersiap menghadapi perubahan yang terjadi – dan juga dalam hubungan kami. Karena kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa Finlandia saat ini merupakan anggota Aliansi Atlantik Utara," ujar Medvedev.

Ia menegaskan bahwa situasi tersebut mengharuskan Rusia untuk mengubah pendekatan militer terhadap pengaturan perbatasan dan mengantisipasi kemungkinan tindakan yang tidak bersahabat dari pihak aliansi.

Finlandia resmi menjadi anggota NATO pada April 2023, mengakhiri puluhan tahun status netralitas militernya.

Keputusan ini membuat panjang perbatasan langsung NATO dengan Rusia bertambah lebih dari 1.300 kilometer, yang kini disebut Moskow sebagai titik sensitif dalam konteks keamanan nasional.

Kritik Keras terhadap Koalisi Barat dan Dukungan Militer ke Ukraina

Dalam kesempatan yang sama, Medvedev juga melontarkan kritik tajam terhadap pertemuan “koalisi kehendak” yang digelar di Paris pada Kamis, 4 September 2025.

Pertemuan itu dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan dihadiri oleh 35 negara, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Forum tersebut membahas bentuk dukungan militer bagi Ukraina, termasuk kemungkinan pengiriman kontingen militer setelah tercapainya gencatan senjata atau kesepakatan damai.

Macron menyatakan bahwa 26 negara menyatakan kesiapan untuk mengirim pasukan ke Ukraina dalam skenario pascaperang.

Menanggapi hal tersebut, Medvedev menyebut inisiatif itu sebagai "omong kosong."

"Ini omong kosong, ajaran sesat. Apa yang mereka lakukan—dalam bahasa Inggris—bualan atau isapan jempol belaka, sebut saja sesukamu," ujarnya.

Ia juga menolak mentah-mentah usulan tentang "jaminan keamanan" bagi Ukraina dan menyebutnya tidak berguna dalam situasi geopolitik saat ini.

Pemerintah Rusia secara konsisten menganggap ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional dan menegaskan kesiapan mereka untuk melakukan penyesuaian militer di kawasan strategis.

Penulis :
Ahmad Yusuf