
Pantau.com - Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, telah membuat kemajuan dalam hubungan dengan AS. Ia menambahkan, AS harus memperbaiki pendekatannya terhadap Turki.
Seperti dikutip Sputnik, Selasa (2/10/2018), menurut Erdogan, kasus Brunson hanyalah alasan untuk menerapkan sanksi baru terhadap Turki.
Baca juga: Ini Hadiah 'Imut' Kim Jong Un untuk Presiden Korea Selatan
Dia juga mencatat bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada peraturan pasar bebas, yang menekankan bahwa Negeri Paman Sam itu telah kehilangan kredibilitasnya dengan terlibat dalam perang dagang dengan dunia.
AS sebelumnya memberlakukan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu atas kasus Brunson, sementara juga menggandakan tarif baja dan aluminium di Turki, masing-masing hingga 50 dan 20 persen.
Baca juga: China Batalkan Pembicaraan Keamanan dengan AS Tanpa Alasan Jelas
Hubungan antara kedua negara mulai memburuk setelah pendeta Injili AS Andrew Brunson dipenjara pada tahun 2016 karena dugaan hubungannya dengan gerakan yang didirikan oleh ulama Islam Fethullah Gulen, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Ankara. Turki menuduh Gulen dan gerakannya mendalangi kudeta militer 2016 yang gagal.
Misionaris itu kemudian ditempatkan di bawah tahanan rumah, karena pengadilan menolak membebaskan Brunson dan membiarkannya meninggalkan negara itu.
- Penulis :
- Widji Ananta