HOME  ⁄  Internasional

Empat Tewas dan Puluhan Terluka dalam Serangan Bom pada Misa Katolik di Filipina

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Empat Tewas dan Puluhan Terluka dalam Serangan Bom pada Misa Katolik di Filipina
Foto: Ilustrasi bom (Freepik)

Pantau - Sedikitnya empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan bom terhadap sebuah misa Katolik di Filipina selatan pada hari Minggu (3/12/2023).

Dikutip CNA News, ledakan tersebut terjadi pada saat misa pagi di gedung olahraga Universitas Negeri Mindanao di Marawi, kota berpenduduk Muslim terbesar di negara itu.

Letnan Jenderal Polisi Emmanuel Peralta mengatakan bahwa empat orang tewas dan sekitar 50 orang terluka dalam ledakan yang disebabkan oleh alat peledak rakitan.

Pejabat keamanan lainnya mengatakan bahwa pengeboman tersebut diduga merupakan serangan balasan atas serangkaian operasi militer terhadap kelompok-kelompok militan dalam beberapa hari terakhir.

Foto-foto yang diunggah di halaman Facebook pemerintah provinsi Lanao del Sur menunjukkan beberapa kursi plastik yang terbalik, pecahan kaca dan puing-puing di sekitar bercak hitam di lantai gimnasium.

Seorang mahasiswa bernama Chris Jurado (21), mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu terjadi saat pembacaan Injil pertama pada misa pagi pukul 7 pagi waktu setempat.

"Kejadiannya sangat mendadak dan semua orang berlarian," kata Jurado.

"Ketika saya melihat ke belakang, orang-orang sudah tergeletak di lantai. Kami tidak tahu apa yang terjadi karena semuanya terjadi begitu cepat," imbuhnya.

Rowena Mae Fernandez (19), mengatakan bahwa awalnya dia tidak tahu ledakan apa yang terjadi, kemudian orang-orang mulai berlari.

"Saya dan teman saya juga berlari, meskipun kami sempat terjatuh ke tanah. Itulah satu-satunya hal yang saya ingat sampai saya keluar dari gym dan jatuh lagi. Teman-teman saya menangis karena melihat cedera saya," katanya di rumah sakit.

Presiden Filipina, Bongbong Marcos mengutuk serangan yang dilakukan oleh teroris asing, dan menggambarkannya sebagai peristiwa tidak masuk akal dan keji.

Universitas Negeri Mindanao mengeluarkan pernyataan yang mengutuk "tindakan kekerasan" tersebut, dengan menangguhkan kelas-kelas dan mengerahkan lebih banyak personel keamanan di kampus.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Kristen kami dan semua orang yang terkena dampak dari tragedi ini," kata pihak universitas.

Walikota kota Marawi, Majul Gandamra mendesak anggota komunitas Muslim dan Kristen untuk tetap bersatu.

"Kota kami telah lama menjadi mercusuar hidup berdampingan secara damai dan harmonis, dan kami tidak akan membiarkan tindakan kekerasan seperti itu membayangi komitmen kolektif kami terhadap perdamaian dan persatuan," kata Gandamra dalam sebuah pernyataan yang mengutuk serangan itu.

[Sumber: CNA News]

Penulis :
Abdan Muflih