
Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon untuk mengikuti arahan dari Perwakilan RI setempat dan segera dievakuasi pulang ke Tanah Air demi keselamatan pribadi.
Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Internasional (BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (4/10/2024).
Dia menegaskan pentingnya mengikuti semua arahan rencana kontingensi yang telah disampaikan oleh KBRI Beirut, termasuk segera melakukan evakuasi jika ada permintaan.
“Jangan ditunda sampai situasi semakin memburuk. Jika terjadi perang terbuka, kemampuan Kemlu RI dan KBRI Beirut untuk mengevakuasi WNI ke lokasi aman akan sangat terbatas,” ujar Judha.
BACA JUGA: WNI di Lebanon Bertahan, Proses Evakuasi Tetap Berlanjut
Judha juga mengingatkan bahwa meskipun pemerintah RI bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan WNI di mana pun berada, keputusan untuk mengikuti evakuasi sepenuhnya berada di tangan masing-masing WNI.
“Kami sampaikan apa adanya, kita harus evakuasi sekarang, sebelum situasi semakin memburuk,” tambahnya.
Kemlu RI dan KBRI Beirut terus mengingatkan WNI yang masih ada di Lebanon untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari lokasi-lokasi berisiko. Saat ini, terdapat 116 WNI di Lebanon, dengan 83 di antaranya berada di Beirut.
WNI di Lebanon juga didorong untuk proaktif menghubungi dan melakukan lapor diri ke KBRI Beirut agar memudahkan pemantauan dan komunikasi dalam situasi darurat.
Imbauan Penundaan Perjalanan
Selain itu, Judha mengimbau seluruh WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon, Suriah, Iran, Palestina, dan Israel mengingat kondisi keamanan yang tidak stabil.
Disebutkannya, masih ada WNI yang melakukan perjalanan ke Israel untuk wisata dan ziarah keagamaan, meskipun Kemlu RI telah menetapkan kondisi di Israel, Lebanon, dan Palestina dalam status Siaga 1, yang merupakan tingkat keamanan tertinggi.
BACA JUGA: Kata Menlu Retno soal Puluhan WNI Berhasil Dievakuasi dari Lebanon
Judha juga mengingatkan WNI untuk bersiap menghadapi kemungkinan gangguan penerbangan jika perjalanan membutuhkan transit di bandara-bandara di Timur Tengah.
“Kondisi yang tidak kondusif dapat menyebabkan penangguhan penerbangan. Waspadai disrupsi penerbangan agar tidak terjebak di beberapa titik hub penerbangan internasional,” tandasnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino