
Pantau- Sekitar 100.000 orang yang baru-baru ini mengungsi dari Gaza Utara kini berlindung di sekolah-sekolah, bangunan, dan tempat-tempat penampungan darurat di Kota Gaza, menurut pernyataan seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (1/11/2024).
Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengungkapkan bahwa Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa hampir semua pasokan dan layanan kemanusiaan yang masuk ke provinsi Gaza Utara telah terhenti.
Baca Juga: Militer Israel dan Pemukim Ilegal Serang Warga Palestina di Tepi Barat
"Keadaan ini disebabkan oleh pengepungan yang sedang berlangsung oleh pasukan keamanan Israel, keterbatasan pasokan, dan pengungsian para pekerja bantuan," jelasnya.
"Sejak 1 Oktober, tidak ada listrik atau bahan bakar, dan hanya dua dari delapan sumur air di kamp pengungsi Jabalia yang masih berfungsi, itu pun hanya sebagian." lanjutnya.
Israel terus melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Baca Juga: Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 47 Warga Palestina
Serangan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 43.200 kematian di pihak Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 101.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Dengan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk, perhatian dunia tertuju pada upaya untuk memberikan bantuan dan mendukung gencatan senjata yang dapat mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza.
- Penulis :
- Kaorie Zeto Hapki








