
Pantau - Podcaster ternama Joe Rogan, pembawa acara The Joe Rogan Experience di Spotify, menyatakan dukungannya untuk Donald Trump dalam Pilpres AS 2024. Rogan mengungkapkan pilihan ini dipengaruhi oleh CEO Tesla, Elon Musk, yang disebutnya telah memberikan alasan kuat untuk mendukung Trump.
“Kalau bukan karena dia (Musk), kita sudah tamat,” tulis Rogan di media sosial, sambil menyoroti pengaruh Musk terhadap keputusannya. Rogan menegaskan, “Untuk catatan, ya, ini adalah dukungan untuk Trump.”
Dukungan ini disambut hangat oleh Trump dalam kampanyenya di Pittsburgh. Di hadapan para pendukungnya, Trump berbicara tentang kolaborasinya dengan Rogan dan menyebutnya sebagai pengaruh besar dalam dunia media.
“Dia tidak biasanya mendukung siapa pun,” kata Trump di hadapan pendukungnya, seraya berterima kasih kepada Rogan atas dukungannya.
Pada saat yang sama, Musk dan kelompok pendukungnya, America PAC, menghadapi kontroversi terkait inisiatif lotere politik bernilai jutaan dolar di negara bagian Pennsylvania.
Inisiatif yang dimulai sejak 19 Oktober 2024 ini menawarkan hadiah USD1 juta (setara Rp15,5 miliar) bagi pemilih di negara bagian swing yang menandatangani petisi dukungan untuk hak-hak konstitusional, khususnya kebebasan berpendapat dan hak memiliki senjata.
Baca juga: Elon Musk Kucurkan Rp1,1 Triliun untuk Dukung Trump di Pilpres AS
Philadelphia District Attorney Larry Krasner menuntut Musk dan America PAC dengan tuduhan pelanggaran hukum perlindungan konsumen. Dalam sidang Senin (4/11/2024), Krasner menyebut inisiatif ini sebagai “pemasaran politik yang menyamar sebagai lotere.”
Pengacara America PAC membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa pemenang bukan dipilih secara acak, tetapi sebagai "juru bicara" berbayar.
Dukungan Rogan untuk Trump datang hanya beberapa minggu setelah Trump tampil di podcast Rogan pada 25 Oktober 2024, sebuah episode berdurasi tiga jam yang menarik lebih dari 40 juta penonton di Spotify dan YouTube.
Dalam wawancara tersebut, Trump mengecam lawannya, Kamala Harris, dan menyebutnya “orang dengan IQ sangat rendah.” Trump juga membahas isu imigrasi ilegal dan menyarankan agar migran yang tidak terdokumentasi dikembalikan ke negara asal mereka.
Sebelumnya, Rogan sempat menyatakan keberatan untuk mengundang Trump ke acaranya, demi menjaga keseimbangan program. Namun, posisi Rogan berubah setelah pembicaraan dengan tim kampanye Trump.
Meski demikian, upaya Rogan untuk mengundang Kamala Harris menemui kendala logistik dan durasi waktu yang terbatas. Rogan mengungkapkan harapannya untuk dapat mengadakan diskusi mendalam dengan Harris di studio miliknya di Austin.
Hingga kini, Harris belum muncul di podcast Rogan, namun ia telah tampil di beberapa program populer lainnya, seperti Call Me Daddy dengan Alex Cooper, serta All the Smoke yang dipandu mantan bintang NBA Stephen Jackson dan Matt Barnes. (Newsweek)
- Penulis :
- Khalied Malvino