
Pantau - Mediator dari Qatar mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata di Gaza yang akan mulai berlaku pada Minggu mendatang.
Kesepakatan tersebut mencakup pertukaran sandera dan tahanan setelah konflik yang berlangsung selama 15 bulan.
Sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan pada tahap pertama perjanjian, termasuk perempuan, anak-anak, orang tua, serta warga sipil yang sakit dan terluka.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengungkapkan harapannya agar kesepakatan ini menjadi langkah menuju perdamaian permanen.
"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," ujarnya, Kamis (16/1/2025).
Baca Juga: Jihad Islam Kirim Delegasi ke Doha, Ikut Bahas Gencatan Senjata Gaza
Gencatan senjata awal akan berlangsung selama 42 hari. Pasukan Israel dijadwalkan mundur dari Gaza tetapi tetap berjaga di perbatasan untuk memungkinkan proses pertukaran tahanan, termasuk pengembalian jenazah serta pemulangan orang-orang terlantar ke tempat tinggal mereka.
Jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran ini akan diselesaikan dalam tahap kedua dan ketiga kesepakatan.
Sementara itu, Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir akan memantau pelaksanaan perjanjian ini melalui badan pengawasan yang berbasis di Kairo.
Sheikh Mohammed juga menekankan, pentingnya menjaga ketenangan sebelum kesepakatan mulai berlaku.
"Kami berharap tidak ada agresi atau operasi militer selama beberapa hari ke depan," tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Aditya Andreas