
Pantau.com - Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo di Sydney, Australia, disambut oleh ratusan warga Indonesia, Jumat (16/3/2018).
Rombongan Presiden Jokowi tiba pada pukul 18.30 waktu setempat di Hotel Four Seasons, Sydney, yang kemudian langsung menemui warga yang antusias menunggu Presiden sejak sekitar pukul 15.30.
"Semangat dong menunggu Presiden kita kok, kapan lagi Presiden main ke sini?," kata mahasiswa Universitas New South Wales Ardi yang datang bersama 12 orang temannya.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk New South Wales mengumpulkan berbagai komunitas warga Indonesia yang bermukim di negara bagian tersebut. Namun, tiap komunitas hanya boleh membawa maksimal 13 orang anggota yang berusia lebih dari 10 tahun.
Presiden dan Ibu Negara kemudian berjalan mengitari barisan warga Indonesia tersebut sambil berjabat tangan dan melakukan swafoto. Masyarakat yang menyambut seperti anak-anak, pelajar hingga warga yang sudah bermukim lebih dari 30 tahun di Australia.
"Saya sudah sejak tahun 1987 disini, suami sudah warga negara Australia, saya PR (permanent residence) di sini," kata Melanie yang datang bersama rekan-rekannya dari komunitas Minang Saiyo.
Di New South Wales sendiri ada payung komunitas warga Indoensia bernama Indonesia Comunity Council (ICC) yang setidaknya menanungi 24 komunitas dari berbagai daerah. "Tapi orang-orang yang bergabung ini adalah warga yang 'permanent residence' di sini, jadi orang-orang lama," kata Livi salah satu pengurus ICC yang sudah 30 tahun tinggal di Australia.
Ia mewakili komunitas "charity" yang kerap menggalang dana untuk sejumlah anak yang kurang mampu di Tanah Air. Livi sendiri sudah pernah bertemu Presiden saat Presiden datang ke Sydney pada 2017 lalu.
Sedangkan bagi Ardi, ini adalah perjumpaan pertamanya dengan Presiden Joko Widodo. "Saya mau menyampaikan bagaimana mengintegrasikan Australia ke ASEAN, apa keuntungan dan kerugiannya? Karena budayanya sangat berbeda, dan cara berpikir berbeda, skala prioritasnya juga, jangan sampai kalau Australia bergabung dengan ASEAN, Indonesia malah mendapat kerugian," kata Ardi yang mengambil kuliah master untuk jurusan energi terbarukan.
- Penulis :
- Widji Ananta