
Pantau - Hamas membebaskan empat militer wanita Israel pada Sabtu (25/1/2025) sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel. Pembebasan ini berlangsung menyusul konflik berkepanjangan dan upaya mediasi internasional.
Baca juga: Qatar Yakin Gencatan Senjata Israel-Hamas akan Bertahan
Keempat tentara yang mengenakan seragam militer Israel terlihat tersenyum dan melambaikan tangan di atas panggung di Palestine Square, Gaza City, saat mereka diserahkan kepada perwakilan Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Militer Israel lalu mengkonfirmasi penyerahan keempat tentara tersebut kepada pasukannya di Gaza sebelum dipindahkan ke Israel. Pemeriksaan medis dilakukan dan dinyatakan kondisi fisik mereka relatif baik.
"Kondisi medis mereka normal, tanpa temuan yang memerlukan intervensi medis khusus di lapangan," ujar pejabat militer.
Ribuan warga Palestina berkumpul di Palestine Square untuk menyaksikan upacara penyerahan, termasuk puluhan pejuang dari sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam.
Keempat warga Israel yang namanya diserahkan oleh Hamas pada hari Jumat adalah Liri Albag (19), Daniella Gilboa (20), Karina Ariev (20), dan Naama Levy (20). Mereka adalah anggota unit pengawasan tentara Israel di pangkalan Nahal Oz.
Baca juga: ICRC Fasilitasi Pembebasan 3 Sandera Israel dan 90 Tahanan Palestina
Selama proses penyerahan, perwakilan ICRC dibawa ke atas panggung untuk menandatangani dokumen sebelum pembebasan keempat tentara tersebut.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyebut upacara penyerahan tersebut sebagai tindakan yang "sinis". Menurutnya, "Misi tidak akan berakhir sampai mereka semua kembali ke Israel."
Sekitar 200 tahanan Palestina dijadwalkan akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan keempat tentara Israel ini. Fase pertama selama enam pekan dari perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
Pemberlakuan gencatan senjata ini menangguhkan perang Israel yang telah menewaskan hampir 47.300 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.400 sejak 7 Oktober 2023.
Perjanjian gencatan senjata tiga fase ini mencakup pertukaran sandera dan ketenangan yang berkelanjutan, bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Serangan Israel telah menimbulkan lebih dari 11 ribu orang hilang, dengan kehancuran meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November 2024 terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya (Menhan) Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Sumber: ANADOLU
- Penulis :
- Khalied Malvino