
Pantau - Qatar percaya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berhasil dimediasi oleh negara itu mampu mengatasi semua isu penting dalam perang di tanah Palestina.
Baca juga: ICRC Fasilitasi Pembebasan 3 Sandera Israel dan 90 Tahanan Palestina
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan pada konferensi pers pada Selasa (21/1/2025), pihaknya yakin dengan kesepakatan tersebut.
“Kami yakin dengan kesepakatan ini, baik dari segi bahasa maupun fakta bahwa kami telah membahas semua masalah utama yang ada,” ujar al-Ansari, seraya menambahkan Qatar percaya kedua pihak akan melaksanakan kesepakatan tersebut.
Namun, al-Ansari memperingatkan, "setiap pelanggaran dari salah satu pihak atau keputusan politik" dapat mengakibatkan kesepakatan ini runtuh.
Qatar, bersama mediator lainnya yaitu Amerika Serikat (AS) dan Mesir, mengumumkan kesepakatan yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) setelah 15 bulan perang di Gaza.
Baca juga: Timeline Serangan Israel hingga Gencatan Senjata Gaza Terwujud
Presiden AS Donald Trump mengklaim sebagai pihak yang berhasil membuat kesepakatan ini tercapai, menyatakan dirinya "tidak yakin" jika kesepakatan ini akan bertahan.
Namun, al-Ansari menuturkan, Qatar merasa yakin pemerintahan Trump "sangat mendukung kesepakatan ini."
Dia menambahkan, "Kami percaya bahwa administrasi AS, melalui semua komunikasi yang kami lakukan dengan mereka... mereka percaya pada kesepakatan ini."
Pertukaran pertama sandera Israel dengan tahanan Palestina berjalan pada Minggu (19/1/2025), meskipun gencatan senjata dimulai terlambat karena penundaan dalam pengumuman daftar nama sandera yang akan dibebaskan Hamas.
Baca juga: Protes Gencatan Senjata Gaza, Ben-Gvir Angkat Kaki dari Kabinet
“Segalanya berjalan positif... Kami percaya pertukaran berikutnya akan lebih lancar,” ungkap al-Ansari, merujuk pada pertukaran kedua yang dijadwalkan pada Sabtu (25/1/2025).
Dalam kesepakatan ini, bagian pertama dari kesepakatan yang terdiri dari tiga fase diperkirakan akan berlangsung selama enam pekan, dengan 33 sandera Israel yang akan dikembalikan dari Gaza sebagai imbalan atas sekitar 1.900 tahanan Palestina.
Para pihak juga dijadwalkan untuk memulai pembicaraan mengenai gencatan senjata permanen.
Al-Ansari menyatakan, kembalinya pengungsi Palestina ke rumah mereka dan berakhirnya kekerasan setiap hari "memberikan keyakinan pada kami," sambil mengimbau dunia untuk tidak "meremehkan kesepakatan ini."
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino