
Pantau - Israel meningkatkan operasi militernya di Tepi Barat, terutama di wilayah utara seperti Tulkarem dan Jenin. Serangan ini mengakibatkan lebih dari 40 ribu warga Palestina mengungsi dan menambah lebih dari 900 pos pemeriksaan militer baru.
Baca juga:
Militer Israel Tembak Mati 2 Warga Palestina, 66 Lainnya Terluka
Menurut laporan Al Jazeera, yang terpaksa melaporkan dari Amman karena dilarang beroperasi di Israel dan Tepi Barat, serangan ini dinilai sebagai upaya Israel untuk "menghancurkan" kelompok Palestina di wilayah tersebut, sebagaimana yang terjadi di Gaza.
Menteri Keuangan (Menkeu) Israel, Bezalel Smotrich, bersama para pemimpin pemukiman ilegal di Tepi Barat, menyerukan pengusiran massal warga Palestina.
Mereka mengklaim langkah ini adalah "satu-satunya solusi" bagi Israel untuk mengendalikan wilayah tersebut.
Pernyataan tersebut memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia yang menilai tindakan ini sebagai pelanggaran hukum internasional.
Baca juga:
Jurnalis Terluka dalam Serangan Israel di Tulkarem
Dengan meningkatnya serangan dan ancaman pengusiran massal, warga Palestina di Tepi Barat merasa terancam.
"Kami tidak tahu harus ke mana lagi. Rumah-rumah dihancurkan, pos militer semakin banyak, dan ancaman terus berdatangan," ungkap salah seorang warga Jenin yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Israel berdalih operasi ini merupakan bagian dari upaya menumpas kelompok militan yang dianggap sebagai ancaman keamanan.
Seiring meningkatnya ketegangan, komunitas global terus memantau situasi, sementara warga Palestina berharap ada tekanan global untuk menghentikan serangan dan pengusiran ini. AL JAZEERA
- Penulis :
- Khalied Malvino