Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Sistem Penyediaan Air Minum Kolaps, Warga Gaza Hampir Mati Kehausan

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Sistem Penyediaan Air Minum Kolaps, Warga Gaza Hampir Mati Kehausan
Foto: 85 persen infrastruktur air rusak, warga Gaza hanya dapat 3–5 liter air per hari, jauh di bawah standar WHO(Sumber: ANTARA/Xinhua)

Pantau - Otoritas Sumber Daya Air Palestina (Palestinian Water Authority/PWA) memperingatkan bahwa Jalur Gaza kini menghadapi krisis air ekstrem, dengan layanan penyediaan air minum dan sanitasi hampir lumpuh total akibat agresi militer Israel.

Dalam pernyataan resmi pada Sabtu, 10 Mei 2025, PWA menyebut warga Gaza “hampir mati kehausan” karena akses air bersih sangat terbatas.

Hanya 3–5 Liter Air per Hari, Jauh di Bawah Standar WHO

Konflik berkepanjangan menyebabkan 85 persen infrastruktur air dan sanitasi di Gaza rusak parah.

Faktor penyebabnya meliputi operasi militer Israel, pemadaman listrik, kerusakan infrastruktur, serta pembatasan suplai bahan bakar dan kebutuhan dasar lainnya.

Akibatnya, warga hanya bisa memperoleh 3 hingga 5 liter air per orang per hari, jauh di bawah standar minimum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan 15 liter per orang per hari.

Situasi ini diperparah dengan pembuangan air limbah yang belum diolah ke kawasan permukiman dan penggunaan air asin yang tidak layak konsumsi.

Blokade dan Truk Bantuan Tertahan

Dalam pernyataan terpisah pada Jumat, 9 Mei 2025, PWA menyebut bahwa Israel telah menutup seluruh jalur masuk Gaza selama 70 hari berturut-turut.

Penutupan ini mengakibatkan sekitar 39.000 truk bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan bahan bakar dan medis, tertahan di luar wilayah.

PWA menuding Israel melanggar hukum kemanusiaan internasional dan mendesak penghentian operasi militer, pencabutan blokade, serta perlindungan bagi pekerja sektor air.

Hamas: Kejahatan Terorganisasi

Kantor media pemerintah Hamas menuduh Israel melakukan “kejahatan terorganisasi” terhadap lebih dari dua juta warga sipil Gaza dengan memberlakukan blokade total dan menghambat bantuan kemanusiaan.

Israel menutup akses ke Gaza sejak 2 Maret 2025, usai tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas berakhir.

Tahap kedua kesepakatan belum terlaksana karena kedua pihak gagal mencapai kesepahaman.

Penulis :
Gian Barani

Terpopuler