
Pantau - Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, melakukan kunjungan selama tiga hari ke kawasan Teluk untuk mendorong terbentuknya kerangka kerja jangka panjang menuju perdamaian permanen di Jalur Gaza.
Dalam lawatannya, Lammy dijadwalkan mengadakan pertemuan di Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi, dengan fokus utama membahas transformasi gencatan senjata menjadi perdamaian yang berkelanjutan.
Pembahasan dalam kunjungan ini mencakup sejumlah isu krusial seperti mekanisme pemantauan perdamaian, pelucutan senjata Hamas, dan pengaturan tata kelola baru untuk Gaza.
"Situasi di Gaza benar-benar suram. Setiap hari, krisis kemanusiaan semakin memburuk dengan kelaparan yang mengancam akan meluas di seluruh wilayah, sementara para sandera tetap ditawan dengan kejam," ungkap Lammy.
Inggris Tambah Bantuan Kemanusiaan dan Desak Pembebasan Sandera
David Lammy menegaskan bahwa mengakhiri perang di Jalur Gaza tidak hanya membutuhkan gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat semua sandera, tetapi juga transformasi dalam penyaluran bantuan serta dorongan menuju solusi dua negara.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Inggris baru-baru ini menjanjikan tambahan dana sebesar 15 juta poundsterling (sekitar Rp 312 miliar) untuk bantuan medis di Gaza.
Dengan tambahan itu, total kontribusi kemanusiaan Inggris kepada Palestina sepanjang 2025 mencapai 75 juta poundsterling (sekitar Rp 1,6 triliun).
Dana tersebut disalurkan untuk mendukung badan-badan PBB yang memberikan layanan bagi perempuan dan anak-anak, serta rumah sakit lapangan UK Med.
Rencananya, akhir bulan ini, anak-anak Gaza dengan kondisi medis kritis akan diterbangkan ke Inggris untuk mendapatkan perawatan khusus.
Lammy juga menegaskan bahwa Inggris akan berkoordinasi dengan mitra internasional dalam pengakuan terhadap status negara Palestina sebagai langkah konkret untuk menjaga prospek solusi dua negara.
Ia menyoroti pembatasan Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai hal yang "tidak dapat dibenarkan", dan mendesak tekanan internasional agar bantuan kemanusiaan dapat masuk lebih luas.
Apresiasi untuk Negara Teluk dan Fokus Perdagangan
Dalam lawatannya, Lammy juga dijadwalkan menyampaikan apresiasi kepada mitra Teluk atas kontribusi mereka terhadap krisis di Gaza.
Uni Emirat Arab telah menyalurkan bantuan kemanusiaan, termasuk melalui kemitraan langsung dengan Inggris.
Qatar memainkan peran sebagai mediator utama dalam upaya gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Sementara itu, Arab Saudi memberikan dukungan keamanan dalam koordinasi dengan Amerika Serikat dan mitra Eropa.
Selain isu Gaza, agenda kunjungan Lammy juga mencakup penguatan hubungan dagang antara Inggris dan negara-negara Teluk, dengan nilai perdagangan bilateral yang telah melampaui 57 miliar poundsterling (sekitar Rp 1,2 kuadriliun).
Krisis Gaza di Hari ke-700: Ribuan Korban, Kelaparan Meluas
Kunjungan ini berlangsung di tengah situasi yang makin memburuk di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan militer Israel selama 700 hari sejak konflik memuncak.
Menurut data dari Anadolu, lebih dari 64.200 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel, dengan sebagian besar wilayah Gaza kini berada di ambang bencana kelaparan.
Lammy dalam pernyataannya juga menyerukan agar Hamas membebaskan semua sandera dan menerima kenyataan bahwa mereka "tidak dapat berperan dalam pemerintahan Gaza di masa depan".
- Penulis :
- Aditya Yohan