Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Tarif Tinggi AS Jadi Peluang, Apindo Dorong Ekspor Pakaian dan Alas Kaki Indonesia

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Tarif Tinggi AS Jadi Peluang, Apindo Dorong Ekspor Pakaian dan Alas Kaki Indonesia
Foto: Apindo nilai perang dagang global ciptakan peluang ekspor bagi Indonesia, khususnya ke pasar Amerika Serikat.(Sumber: ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bahwa ketegangan dagang global justru membuka peluang strategis bagi produk ekspor Indonesia, terutama ke Amerika Serikat.

Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, menyebut bahwa tarif tinggi yang dikenakan Amerika Serikat terhadap produk dari negara-negara lain membuka celah besar bagi Indonesia untuk merebut pangsa pasar ekspor.

Adapun tarif tersebut antara lain mencapai 145 persen untuk produk asal Tiongkok, 46 persen untuk Vietnam, dan 37 persen untuk Bangladesh.

Produk ekspor Indonesia seperti pakaian dan alas kaki dinilai berpeluang besar menggantikan posisi negara-negara tersebut di pasar AS.

Saat ini, pangsa pasar Indonesia di AS masih relatif kecil, yakni hanya 4,9 persen untuk pakaian rajutan dan 9 persen untuk alas kaki.

Apindo Rekomendasikan Strategi Dagang, Perang Tarif AS-China Mulai Mereda

Untuk memaksimalkan peluang ini, Apindo telah mengajukan beberapa rekomendasi strategis kepada pemerintah Indonesia.

Rekomendasi tersebut meliputi peningkatan hubungan dagang bilateral seperti melalui Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), percepatan penyelesaian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta penguatan sistem perlindungan domestik melalui instrumen trade remedies seperti anti-dumping dan safeguard.

Sementara itu, perkembangan terbaru dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menunjukkan adanya pelonggaran ketegangan.

Pemerintah AS mengumumkan kesepakatan dengan China pada Senin, 12 Mei 2025, yang dicapai setelah negosiasi intensif di Jenewa, Swiss.

Dalam kesepakatan tersebut, AS akan menurunkan tarif terhadap produk asal China dari 145 persen menjadi 30 persen.

Sebagai balasan, China berjanji menurunkan tarif terhadap produk asal AS dari 125 persen menjadi 10 persen paling lambat 14 Mei.

Meski bersifat sementara selama 90 hari, kesepakatan ini dianggap sebagai kemajuan signifikan dalam meredakan konflik dagang yang telah berlangsung lama.

Kedua negara sepakat membangun hubungan dagang jangka panjang yang stabil dan saling menguntungkan, memberi harapan baru bagi pemulihan stabilitas ekonomi global.

Penulis :
Gian Barani

Terpopuler