
Pantau - Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam 25th MEDEXPO Africa 2025 di Nairobi, Kenya, dengan mempromosikan produk alat kesehatan dan farmasi melalui kerja sama antara KBRI Nairobi dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).
Partisipasi ini berhasil mencatat potensi transaksi bisnis sebesar 3,45 juta dolar AS atau sekitar Rp55 miliar, yang diproyeksikan terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Produk Medis Indonesia Diminati Berbagai Negara Afrika
Langkah ini merupakan bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia untuk memperkuat promosi dagang di Afrika Timur, khususnya dalam sektor alat kesehatan dan farmasi.
Sebanyak sembilan perusahaan manufaktur Indonesia ikut serta, menempati paviliun seluas 27 meter persegi dan menarik perhatian 393 pengunjung dari 14 negara, termasuk Kenya, Somalia, Rwanda, Uganda, Tanzania, Ghana, Nigeria, Afrika Selatan, hingga negara-negara di Asia.
Produk alat kesehatan Indonesia dikenal karena kualitasnya dan telah mengantongi sertifikasi internasional seperti CE, ISO, dan FDA.
Banyak produk juga diproduksi secara original equipment manufacturer (OEM) untuk merek-merek global dari Eropa dan Amerika Serikat.
Produk yang paling diminati selama pameran meliputi alat pelindung diri (APD) dan pakaian medis, stetoskop, tensimeter, alat suntik disposable, sarung tangan medis, popok, pembalut, balsem, minyak terapi, dan obat-obatan herbal.
ASPAKI menyatakan minat untuk kembali ikut serta dalam MEDEXPO Africa 2026 dengan skala partisipasi yang lebih besar.
Pasar alat kesehatan Kenya diproyeksikan tumbuh pesat dengan nilai mencapai 198 juta dolar AS pada 2026 dan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 8,2 persen sepanjang 2021–2026.
Dengan tingkat ketergantungan impor mencapai 70–90 persen untuk alat kesehatan dan APD, kawasan Afrika Timur dinilai sangat prospektif bagi ekspor produk kesehatan buatan Indonesia.
- Penulis :
- Balian Godfrey