
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Universitas Harvard seharusnya membatasi jumlah mahasiswa asing hanya hingga 15 persen dari total penerimaan tiap tahun.
Trump menyebut beberapa mahasiswa asing sebagai individu yang “sangat radikal” dan “pembuat onar”, serta mengklaim bahwa keberadaan mereka menghalangi kesempatan warga AS untuk diterima di universitas elite tersebut.
Ia menuntut agar Harvard menyerahkan daftar nama mahasiswa asing beserta negara asal mereka kepada pemerintah AS sebagai bentuk transparansi.
Trump juga menegaskan bahwa mahasiswa asing yang diterima harus menunjukkan loyalitas dan kecintaan terhadap Amerika Serikat.
Untuk tahun ajaran 2024–2025, Harvard menerima 6.793 mahasiswa internasional, yang mencakup 27,2 persen dari total mahasiswa.
Mahasiswa dari China merupakan kelompok terbesar dengan 2.100 orang, disusul oleh India (790), Korea Selatan (430), Jepang (260), dan Singapura (150).
Pernyataan Trump merupakan bagian dari tekanan terhadap Harvard untuk mengubah kebijakan penerimaan dan perekrutan staf, serta merespons tuduhan bahwa universitas tersebut terlalu liberal dan antisemit.
Trump juga mengecam universitas-universitas AS yang dianggap gagal mengendalikan demonstrasi pro-Palestina yang menuduh Israel melakukan pelanggaran HAM di Gaza.
Pemerintah AS telah memperketat penyaringan visa mahasiswa internasional, yang kini dianggap berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan nasional.
Sejak 27 Mei 2025, AS menghentikan sementara seluruh jadwal wawancara visa pelajar asing di semua kedutaan besar.
Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian besar bagi calon mahasiswa asing yang ingin menempuh pendidikan di Amerika Serikat.
- Penulis :
- Balian Godfrey