HOME  ⁄  Internasional

Iran Tegaskan Tetap Setia pada Traktat Non-Proliferasi Nuklir Meski Hadapi Ancaman Keamanan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Iran Tegaskan Tetap Setia pada Traktat Non-Proliferasi Nuklir Meski Hadapi Ancaman Keamanan
Foto: (Sumber: Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan pada Sabtu (12/7) bahwa Iran tetap berkomitmen terhadap Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) meski menghadapi berbagai tekanan dan ancaman terhadap fasilitas nuklirnya.

Iran Tidak Akan Keluar dari NPT

Dalam pernyataannya kepada para duta besar dan kepala misi asing di Teheran, Araghchi menyatakan bahwa Iran akan tetap menjadi anggota NPT dan melanjutkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Program nuklir Iran sejak awal bersifat damai dan akan terus demikian," ungkapnya.

Araghchi menambahkan bahwa kerja sama dengan IAEA tidak akan dihentikan, namun akan "mengambil bentuk baru demi menjamin keamanan fasilitas nuklirnya".

Ia menyoroti bahwa sistem non-proliferasi yang bisa dilanggar dengan mudah adalah "kerugian bukan hanya bagi Iran, tetapi juga bagi komunitas internasional dan hukum internasional".

Risiko Keamanan dan Respons Iran terhadap Konflik

Araghchi memperingatkan adanya "risiko serius" terhadap fasilitas nuklir Iran, termasuk "bahaya kebocoran radioaktif dan ancaman dari amunisi yang belum meledak akibat agresi Amerika Serikat".

Ia juga menyinggung bahwa Teheran telah menerima banyak pesan dari Amerika Serikat yang menunjukkan niat untuk melanjutkan perundingan.

"Iran tidak takut ataupun ragu untuk bernegosiasi selama kepentingan dan manfaat rakyat Iran tetap terjaga," ia menegaskan.

Araghchi menjelaskan bahwa berdasarkan undang-undang yang ditetapkan parlemen, "kerja sama kami dikelola melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, dan setiap permintaan IAEA akan dikaji satu per satu oleh dewan ini sebelum diputuskan".

Konflik bersenjata antara Iran dan Israel dimulai pada 13 Juni, setelah Israel melancarkan serangan udara ke berbagai situs militer, nuklir, dan sipil di Iran.

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 lainnya, menurut data dari Kementerian Kesehatan Iran.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang, berdasarkan laporan Universitas Ibrani Yerusalem.

Konflik itu berakhir setelah gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat mulai berlaku pada 24 Juni.

Penulis :
Ahmad Yusuf

Terpopuler