
Pantau - Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan bahwa dirinya akan tetap menjabat sebagai perdana menteri meskipun Partai Demokrat Liberal (LDP) yang ia pimpin diperkirakan mengalami kekalahan besar dalam pemilu Majelis Tinggi Jepang.
Ishiba Tekankan Tanggung Jawab Politik di Tengah Tekanan
Pernyataan itu disampaikan Ishiba dalam sebuah program televisi pada Minggu, 20 Juli 2025.
Ia menegaskan bahwa LDP tetap harus menyadari tanggung jawabnya sebagai partai terbesar di parlemen, dan dirinya akan terus menangani isu-isu nasional secara serius.
"Saya akan mencurahkan hati dan jiwa saya dalam upaya menyelesaikan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat," ujarnya, mengacu pada kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Ishiba dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada Senin, di mana ia akan membahas kelanjutan perundingan ekonomi bilateral tersebut menjelang tenggat waktu 1 Agustus 2025.
Sekretaris Jenderal LDP, Hiroshi Moriyama, menyatakan pada hari yang sama bahwa Jepang harus menghindari kekosongan politik, mengisyaratkan bahwa Ishiba tidak akan mengundurkan diri dalam waktu dekat meski hasil pemilu tidak menguntungkan.
Ancaman Mosi Tidak Percaya dan Krisis Koalisi
Sementara itu, partai-partai oposisi menolak kemungkinan membentuk koalisi dengan pemerintahan saat ini.
Tetsuo Saito, pemimpin Komeito—mitra koalisi junior LDP—memperingatkan bahwa keluar dari pemerintahan hanya karena hasil buruk pemilu bisa berdampak buruk terhadap kepercayaan publik.
Di sisi lain, tekanan politik terhadap Ishiba terus meningkat.
Pemimpin Partai Demokrat Konstitusional Jepang, Yoshihiko Noda, mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap kabinet Ishiba jika situasi politik tidak menunjukkan perbaikan.
Secara konstitusional, mosi tidak percaya hanya dapat disahkan di Majelis Rendah yang memiliki kekuasaan legislatif lebih besar dibanding Majelis Tinggi.
Jika mosi tersebut disetujui, maka perdana menteri diwajibkan untuk membubarkan Majelis Rendah dalam waktu 10 hari atau seluruh kabinet harus mengundurkan diri secara kolektif.
Saat ini, blok pemerintahan yang dipimpin LDP dan Komeito tidak lagi memiliki mayoritas di Majelis Rendah, menempatkan posisi Ishiba dalam situasi politik yang sangat rentan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf