
Pantau - Banjir besar melanda provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan barat laut, menewaskan sedikitnya 670 orang dan menyebabkan 200 orang dinyatakan hilang.
Korban dan Upaya Penyelamatan
Faraz Mughal, juru bicara pemerintah Khyber Pakhtunkhwa, menyampaikan kepada wartawan bahwa 200 orang masih hilang dan jumlah korban meninggal dikhawatirkan terus bertambah.
Sebagian besar korban hilang berasal dari distrik Buner, daerah paling parah terdampak, dengan 220 kematian dikonfirmasi sejak Jumat 15 Agustus.
"Situasi di sini sangat menakutkan. Tidak ada yang tersisa kecuali tumpukan puing dan batu-batu raksasa yang terbuang oleh banjir," kata Fazal Maabood, pejabat Yayasan Al-Khidmat, dari distrik Buner.
Tim penyelamat dan relawan berusaha menemukan korban hilang yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan.
Namun, hujan deras yang mengguyur sejak 15 Agustus serta medan pegunungan menyulitkan upaya penyelamatan di wilayah terdampak.
Tentara dan relawan dikerahkan untuk membantu operasi pencarian, membersihkan jalan, dan memulihkan jaringan listrik di distrik yang lumpuh akibat banjir.
Pernyataan Otoritas dan Dampak Lebih Luas
Dalam konferensi pers di Islamabad, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (NDMA) Letjen Inam Haider menyebutkan bahwa sejak 26 Juni sekitar 1.000 orang terluka akibat kecelakaan terkait hujan dan banjir di seluruh negeri.
Pihak NDMA bersama Yayasan Al-Khidmat serta sejumlah lembaga bantuan mengirimkan pasokan darurat ke daerah-daerah terdampak.
Selain Khyber Pakhtunkhwa, hujan deras juga menewaskan dua anak perempuan di distrik Harnai, provinsi Balochistan.
Hujan musiman terus mengancam distrik Swabi, Noshehra, Buner, Swat, Shangla, dan Mansehra, yang seluruhnya termasuk dalam kawasan rawan banjir.
Pemerintah Pakistan mengimbau warga tetap waspada dan segera mengungsi dari daerah berisiko tinggi.
- Penulis :
- Leon Weldrick