Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Teknologi AI Baru dari China Tiru Neuron Otak Manusia, Klaim Lebih Cepat dan Hemat Energi dari Model AI Arus Utama

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Teknologi AI Baru dari China Tiru Neuron Otak Manusia, Klaim Lebih Cepat dan Hemat Energi dari Model AI Arus Utama
Foto: (Sumber: Tim peneliti China mengenalkan teknologi kecerdasan buatan mirip neuron otak untuk komputasi efisien generasi baru. (Xinhua).)

Pantau - Tim peneliti dari China memperkenalkan teknologi kecerdasan buatan (AI) baru bernama SpikingBrain-1.0 yang dirancang untuk meniru cara kerja neuron otak manusia, sekaligus menawarkan kecepatan dan efisiensi energi yang diklaim melebihi model AI generatif seperti ChatGPT.

Dikembangkan oleh Ilmuwan Akademi Ilmu Pengetahuan China

Model AI SpikingBrain-1.0 dikembangkan oleh para ilmuwan dari Institut Automasi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Sistem ini menggunakan pendekatan neuron spiking, berbeda dari arsitektur Transformer yang umum digunakan pada AI generatif.

Menurut tim peneliti, seluruh proses pelatihan dan inferensi pada SpikingBrain-1.0 dilakukan menggunakan GPU buatan dalam negeri China.

Pendekatan ini memungkinkan SpikingBrain-1.0 beroperasi tanpa memerlukan data pelatihan dalam jumlah besar, cukup menggunakan sekitar dua persen dari data yang biasa digunakan oleh model besar arus utama.

Performa Tinggi dan Efisiensi Energi

Dalam berbagai pengujian, performa SpikingBrain-1.0 disebut mampu menyamai beberapa model AI open-source pada tugas pemahaman bahasa dan penalaran.

Salah satu varian model ini memanfaatkan neuron spiking yang dipicu oleh peristiwa saat inferensi, yang membuat proses menghasilkan token pertama dari konteks satu juta token dapat dilakukan hingga 26,5 kali lebih cepat dibanding arsitektur Transformer.

Efisiensi ini memberikan keunggulan besar untuk aplikasi yang memerlukan pemrosesan urutan panjang seperti analisis dokumen hukum, dokumen medis, eksperimen fisika partikel berenergi tinggi, hingga pemodelan urutan DNA.

Tim ilmuwan juga telah membuka akses open-source terhadap model ini, meluncurkan halaman uji publik, serta merilis laporan teknis dwibahasa yang telah divalidasi oleh industri.

Xu Bo, Direktur Institut Automasi, mengungkapkan, "Model berskala besar ini membuka jalur teknis non-Transformer untuk pengembangan AI generasi baru."

"Hal ini berpotensi menginspirasi desain cip neuromorfik generasi berikutnya dengan konsumsi daya yang lebih rendah," ia menambahkan.

Teknologi Lanjutan: Cip Neuromorfik Speck

Tahun lalu, tim ilmuwan dari institut yang sama bersama mitra dari Swiss telah mengembangkan cip neuromorfik hemat energi bernama Speck, yang meniru kerja neuron dan sinapsis otak manusia.

Cip Speck memiliki konsumsi daya istirahat sangat rendah, hanya 0,42 miliwatt, hampir tidak mengonsumsi energi saat tidak menerima input.

Sebagai pembanding, otak manusia mampu memproses jaringan saraf kompleks dengan hanya sekitar 20 watt konsumsi daya, jauh lebih efisien daripada sistem AI modern saat ini.

Penulis :
Aditya Yohan