
Pantau - Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin menghadapi pesaing kuat di luar angkasa, yaitu China, yang secara agresif mendorong rencana pembangunan pangkalan di Bulan.
Penjabat Administrator NASA, Sean Duffy, menyatakan, "Taruhannya sangat tinggi. Untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, AS menghadapi saingan tangguh di luar angkasa. China sedang memajukan rencana pembangunan pangkalan di Bulan."
Duffy menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak boleh ragu dalam menghadapi tantangan ini dan tidak bisa membiarkan Beijing mengambil alih keunggulan militer di luar angkasa.
"Amerika tidak boleh membiarkan hal itu terjadi," ia menekankan.
Menurut Duffy, dominasi luar angkasa akan memiliki implikasi luas terhadap keamanan nasional dan kepemimpinan global Amerika di masa depan.
NASA Diminta Berubah Total, Tinggalkan Birokrasi dan Fokus pada Hasil
Duffy menyoroti perlunya perubahan arah strategis NASA, termasuk fokus ulang pada eksplorasi ruang angkasa dan evaluasi terhadap proyek-proyek yang menyedot anggaran besar namun minim kemajuan.
Ia menyebut bahwa NASA harus segera menyesuaikan diri dengan pertumbuhan cepat sektor luar angkasa komersial dan menghilangkan hambatan internal yang memperlambat kemajuan.
"NASA harus lebih ramping, lebih cerdas, dan lebih berfokus pada misi. Birokrasi yang membengkak, inefisiensi dalam pengadaan kontrak, dan budaya kehati-hatian yang berlebihan telah secara konsisten menghambat misi-misi NASA," ungkapnya.
Proyek-proyek besar seperti Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) dan Pengambilan Sampel Mars disorot karena menyerap sumber daya secara besar-besaran dan mengalami penundaan terus-menerus.
Ia memperingatkan bahwa waktu untuk studi ulang telah berakhir.
"Jika kita ingin mengalahkan China menuju Bulan, kita harus bergerak melampaui birokrasi yang hanya mencentang kotak kosong. Amerika tidak lagi punya kemewahan untuk membuang-buang waktu. Jika teknologinya sudah siap, maka luncurkan saja," tegasnya.
Pekan sebelumnya, Duffy juga menegaskan bahwa Amerika Serikat masih berada di garis depan eksplorasi luar angkasa dan berkomitmen menyelesaikan program Pengembalian Sampel Mars lebih cepat daripada negara manapun, termasuk China.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan