Pantau.com - Kota Hong Kong menanggung luka akibat aksi rusuh yang terjadi pada Minggu 28 Juli 2019 waktu setempat. Helm-helm, payung serta botol air bertebaran di jalanan kota tersebut. Sementara itu, China siap mengeluarkan pengumuman mengenai krisis terburuk di pusat keuangan Asia tersebut sejak 1997.
Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di Beijing, yang memiliki wewenang tingkat-kabinet atas bekas koloni Inggris itu, dijadwalkan menggelar pertemuan pada pukul 07.00 GMT (14.00 WIB).
Baca juga: Hong Kong Mencekam! Gangster TRIAD Serang Warga di Kereta
Langkah itu diambil setelah bentrokan sengit terjadi lagi pada akhir pekan antara polisi dan pemrotes. Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata saat demonstrasi berkembang makin rusuh.
Polisi pada minggu kedua secara berturut-turut telah dibuat bekerja keras melindungi kantor utama perwakilan China di Hong Kong dari pendemo.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap sedikitnya 49 orang dengan berbagai pelanggaran, termasuk berkumpul secara tidak sah dan memiliki senjata serang.
Baca juga: Kecam Ambisi Geopolitik AS, China Bakal Bentuk Militer Kelas Dunia
Jutaan orang telah ikut dalam protes di jalan guna menentang rancangan undang-undang ekstradisi, yang sudah dibekukan. Undang-undang seperti itu membuka kemungkinan bagi tersangka di Hong Kong dibawa ke China Daratan untuk menghadapi persidangan di pengadilan, yang dikuasai Partai Komunis.
Hong Kong dikembalikan ke China dari kekuasaan Inggris pada 1997 berdasarkan formula satu negara, dua sistem. Sistem tersebut menjanjikan kebebasan luas yang tak diperoleh warga di China Daratan. Tapi, banyak warga di Hong Kong khawatir Beijing makin mengikis kebebasan itu.
- Penulis :
- Widji Ananta
