Netizen Ini Telah Ramalkan Kematian Kobe Bryant Sejak Tahun 2012, Kok Bisa?

Pantau.com - Kabar kematian legenda basket, Kobe Bryant menjadi perbincangan hangat sepanjang hari ini. Eks bintang LA Lakers itu tewas usai helikopter yang ditumpanginya bersama sang buah hati, Gianna Bryant. 

Saat itu, Bryant berencana mengantar Gianna ke acara Mamba Academy. Namun nahas, cuaca buruk membuat helikopter tak terkendali dan menabrak sebuah pegunungan. Publik pun berduka atas kabar kematian sang legenda.

Namun siapa sangka, ternyata media sosial juga dibuat heboh dengan salah satu cuitan seorang netizen di Twitter yang telah meramalkan kejadian itu sejak 8 tahun lalu, atau tepatnya tahun 2012.

Baca juga:  FAA Selidiki Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Kobe Bryant

Akun @dotNoso menuliskan "Kobe is going to end up dying in a helicopter crash," atau jika diterjemahkan menjadi "Kobe akan meninggal dalam sebuah kecelakaan helikopter."

Yang jadi menarik adalah, cuitan itu diunggah pada tanggal 14 November 2012, pukul 4.32 AM.

Netizen pun beramai-ramai memenuhi kolom komentar setelah 'ramalan' itu benar-benar terjadi.

Banyak yang tak percaya dan meminta untuk diramal. Bahkan, banyak juga yang meragukan keaslian postingan itu. 

Kobe is going to end up dying in a helicopter crash

— .Noso (@dotNoso) November 13, 2012

Namun yang pasti, hingga kini fitur 'edit tweet' belum tersedia di Twitter. Hal itu dipastikan langsung oleh CEO Twitter, Jack Dorsey, dalam sebuah sesi tanya jawab, 16 Januari 2020.

Jack Dorsey mengatakan dengan tegas bahwa fitur tersebut tidak akan ada. "Jawabannya adalah tidak," ujar Dorsey. 

Baca juga: Cristiano Ronaldo: Kobe Bryant Legenda Sejati

Dorsey juga mengatakan bahwa bahwa mekanisme Twitter sejatinya bermula dari layanan SMS dan fitur edit akan merusak fungsi ini. Ia juga berpendapat bahwa tombol edit juga dapat digunakan untuk menyesatkan orang dengan menyebarkan informasi yang salah.

"Kami berawal dari platform layanan SMS. Dan yang seperti kita tahu, ketika pesan SMS telah terkirim, Anda tidak dapat berbuat apa-apa akan hal itu. Kami ingin mempertahankan tradisi itu," ujar Dorsey.