Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Amerika Serikat: Sinar Matahari Melemahkan COVID-19

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Amerika Serikat: Sinar Matahari Melemahkan COVID-19

Pantau.com - Pejabat Amerika Serikat mengatakan virus korona kemungkinan akan melemah lebih cepat jika terkena sinar matahari. Hal itu dikatakan sebagai tanda potensial bahwa pandemi bisa berakhir di bulan-bulan musim panas.

Para peneliti pemerintah AS telah menentukan bahwa virus bertahan paling lama di dalam ruangan dan dalam kondisi kering, serta melemah ketika suhu dan kelembaban naik --terutama ketika terkena sinar matahari, kata William Bryan, penjabat kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

"Virus ini mati paling cepat di bawah sinar matahari langsung," katanya dalam jumpa pers Gedung Putih, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu (25/4/2020).

Temuan ini dapat meningkatkan harapan bahwa virus korona memiliki sifat penyakit pernapasan lainnya seperti influenza, yang biasanya kurang menular dalam cuaca hangat. Tetapi virus korona juga telah terbukti mematikan di tempat-tempat bercuaca hangat seperti Singapura, yang menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang dampak faktor lingkungan.

Baca juga: Ketakutan PBB, Pandemi Korona Rangsang Tindakan Represif Negara Dunia

Pada permukaan yang tidak berongga seperti baja tahan karat, virus korona baru membutuhkan waktu 18 jam untuk kehilangan setengah kekuatannya di lingkungan yang gelap dengan kelembaban rendah, kata Bryan.

Dalam lingkungan dengan kelembaban tinggi, waktu paruh turun menjadi enam jam, dan ketika virus terkena kelembaban tinggi dan sinar matahari, waktu paruh turun menjadi dua menit, katanya.

Para peneliti menemukan efek yang sama dengan virus korona yang berada di udara --mensimulasikan batuk atau bersin yang sering menyebarkan penyakit. Di ruangan gelap, virus mempertahankan setengah kekuatannya selama satu jam. Tetapi ketika terkena sinar matahari, ia kehilangan setengah kekuatannya dalam 90 detik, kata Bryan.

Para peneliti juga menemukan bahwa isopropil alkohol adalah desinfektan yang lebih efektif daripada pemutih, katanya. 

Presiden Donald Trump mengatakan, temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran atas pernyataannya sebelumnya jika virus korona mungkin reda di musim panas. "Saya pernah mengatakan bahwa mungkin itu hilang dengan panas dan cahaya. Dan orang-orang tidak begitu menyukai pernyataan itu," katanya pada briefing.

Baca juga: WHO Tegaskan Virus Korona Berasal dari Hewan Bukan Manipulasi Lab

Trump mengatakan para peneliti harus mencoba menerapkan temuan mereka pada pasien virus korona dengan memasukkan cahaya atau desinfektan ke dalam tubuh mereka.

Enam belas negara bagian AS sedang merencanakan untuk memulai kembali kegiatan ekonomi mereka dan melonggarkan regulasi yang dirancang untuk memperlambat penyebaran pandemi.

Trump mengatakan orang Amerika mungkin perlu menjaga jarak sosial hingga awal musim panas, meskipun beberapa negara bagian menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Lebih dari 874.000 orang di Amerika Serikat diketahui telah terinfeksi dan lebih dari 49.600 meninggal karena COVID-19, penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus korona baru, menurut penghitungan Reuters.

Penulis :
Noor Pratiwi