
Pantau - Ocean, artis virtual proyek kedua dari label independen Jungki Cream, resmi debut pada 29 April 2025 dengan merilis album single bertajuk BAD THINGS melalui kanal YouTube resmi label tersebut.
Debut ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan artis virtual karena menggabungkan seni visual berlapis, teknologi animasi mutakhir, dan sistem produksi musik yang terintegrasi secara menyeluruh.
Jungki Cream, yang dipimpin oleh produser Chrome dan GLITCH di Seoul, dikenal dengan pendekatannya yang tidak konvensional dalam membangun artis virtual sebagai karya seni utuh, bukan sekadar produk komersial.
Eksperimen Visual dan Filosofi Produksi
Proyek Ocean menjadi pionir dalam menerapkan teknik Choppy Animation ala Albert Mielgo, sutradara Spider-Verse, ke dalam video musik artis virtual.
Untuk mewujudkan gaya visual ini, tim menambahkan lima lapisan visual, efek digital pascaproduksi, serta desain berbasis AI guna menciptakan pengalaman sinematik yang mendalam.
Pendekatan ini tidak hanya menonjolkan estetika unik, tetapi juga menekankan seni visual tingkat tinggi sebagai bagian integral dari identitas artis.
Jungki Cream mengusung filosofi menciptakan konten bagi satu penggemar yang bergairah, bukan pasar massal, dengan menekankan pencitraan merek sebelum pemasaran.
Ocean dirancang dengan identitas kuat yang mencerminkan kepekaan subkultur indie, hip-hop jalanan, dan nuansa animasi eksperimental.
Musik, Koreografi, dan Teknologi Canggih
Lagu BAD THINGS diproduksi oleh DAF dan di-mix oleh David 'Yungin' Kim, pemenang Grammy tiga kali, dengan memadukan elemen K-POP, hip-hop Amerika Utara, dan animasi ilustratif.
Sistem ‘kemajuan simultan’ diterapkan untuk mengintegrasikan proses penciptaan musik dan koreografi sejak awal.
Tim koreografi terdiri dari nama-nama besar seperti Sammy, JIN, NUPCHII, dan SONJU yang menyumbangkan warna berbeda pada setiap gerakan panggung Ocean.
Sebanyak 120 konten video mulai dari MV, teaser, hingga mood film dan LAB LIVE diproduksi secara internal tanpa outsourcing, menjadikan proyek ini langka secara global.
Jungki Cream menggunakan teknologi seperti AI, Unreal Engine, dan perangkat CG mutakhir untuk membentuk Ocean sebagai entitas seni virtual yang utuh.
Perwakilan label menyebut bahwa pesan dari proyek ini disampaikan melalui pengalaman visual yang kompleks, bukan sekadar narasi satu arah.
Ocean telah menarik perhatian komunitas kreatif global bahkan sebelum debut, termasuk dari desainer dan seniman indie di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani