Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Pengasuh Rayyanza Ingatkan Bahaya Anak Makan Sambil Nonton Televisi

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Pengasuh Rayyanza Ingatkan Bahaya Anak Makan Sambil Nonton Televisi
Foto: Ilustrasi. (Freepik)

Pantau - Sus Rini ungkap bahaya anak nonton video sambil makan, karena kebiasaan ini sulit dihilangkan hingga dewasa.

Menurut Pengasuh Rayyanza Malik Ahmad itu seorang pengasuh atau orangtua harus bisa menguasai anak dan tidak mudah menyerah saat anak menangis. Misalnya menyerah saat anak memilih susu daripada makanan.

"Anak nggak mau makan yaudahlah dikasih susu, nah itu akan berlanjut berkepanjangan. Sama apa jangan-jangan dia sebelum makan udah ngemil apa. Misalkan kalau ngemil berat, ya otomatis anak nggak mau akan terus," ujar Sus Rini melalui akun Instagram @disforyuu, Sabtu (19/8/2023).

Sus Rini juga menyadari banyak orangtua yang tidak memiliki pengasuh menyerah, dan lebih memasrahkan anak menonton video sambil makan. Tapi alih-alih video Sus Rini lebih pilih menggunakan musik.

"Terus nggak mau pusing terus akhirnya kan dikasih HP. Sebenarnya itu alternatif mungkin paling aman, biar anak nggak keluyuran. Tapi dia lebih kayak adek (Rayyanza) boleh, tapi musik aja ya," papar Sus Rini.

Sus Rini menambahkan, dengan membiarkan anak menonton video sambil makan akan berdampak pada fokus yang terbagi. Termasuk anak tidak sadar atau tidak menikmati saat makan, sehingga indra perasanya tidak terangsang.

Menonton Televisi dan Obesitas

Melansir Healthy Children, penelitian menunjukan menonton televisi atau video berlebihan dikaitkan dengan obesitas dan kelebihan berat badan pada anak-anak.

Salah satu cara mencegahnya, dengan membatasi waktu menonton digital tidak lebih dari satu jam sehari untuk anak usia 18 hingga 24 bulan ke atas.

Anak yang terganggu oleh televisi atau tontonan video kerap makan lebih lama dan sulit untuk kenyang, hasilnya berat badan bertambah. Bahkan terlalu banyak menonton televisi bisa membuat anak tidak terlibat dalam permainan aktif. Ditambah tatap muka dengan teman dan keluarga jadi berkurang.

Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya iklan di televisi, yang menampilkan makanan tinggi gula dan tinggi lemak untuk anak-anak. Penelitian juga menunjukan anak yang banyak menonton televisi berisiko lebih gemuk, karena iklan ditargetkan langsung kepada anak-anak.

Penulis :
Annisa Indri Lestari
Editor :
Annisa Indri Lestari

Terpopuler