Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Mengenal Apa Itu Toxic Positivity hingga Dampaknya bagi Kesehatan Mental

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Mengenal Apa Itu Toxic Positivity hingga Dampaknya bagi Kesehatan Mental
Foto: ilustrasi orang selalu berpikir positif. (Freepik)

Pantau - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar anjuran untuk selalu berpikir positif agar bisa menghadapi berbagai tantangan dengan lebih baik. Namun, ketika dorongan untuk tetap optimis menjadi terlalu berlebihan hingga menolak keberadaan emosi negatif, hal ini dapat berujung pada toxic positivity. Fenomena ini membuat seseorang mengabaikan atau menekan perasaan sedih, marah, atau kecewa, yang sebenarnya merupakan bagian alami dari kehidupan manusia.

Toxic positivity sering kali tidak disadari karena dibalut dengan niat baik. Namun, jika tidak diatasi, hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu toxic positivity, mengenali ciri-cirinya, serta mengetahui cara menghindarinya agar bisa menjalani kehidupan yang lebih seimbang secara emosional.

Apa Itu Toxic Positivity?

Dikutip Siloam Hospitals, toxic positivity adalah suatu obsesi untuk selalu berpikir positif dan mengabaikan emosi negatif seperti sedih, kecewa, dan takut, meskipun dalam situasi sulit. Meskipun memiliki niat yang baik, toxic positivity dapat berdampak buruk karena mengabaikan realitas dan tekanan yang mungkin sedang dialami seseorang.

Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity cenderung berpikir bahwa berpikir positif adalah satu-satunya solusi untuk semua masalah. Perilaku ini bisa dipengaruhi oleh pemikiran sendiri maupun tekanan dari orang lain.

Toxic positivity adalah sikap yang terlalu menekankan aspek positif dan menolak atau mengabaikan emosi negatif serta kesulitan yang sedang dihadapi. Beberapa contoh pemikiran yang bisa berkembang menjadi pola pikir toxic positivity antara lain:

  • Menasihati seseorang yang kehilangan orang terkasih bahwa segala hal terjadi karena alasan tertentu.
  • Membandingkan kesulitan seseorang dengan keadaan diri sendiri yang dianggap lebih buruk.
  • Menuntut diri sendiri untuk terus mencapai pencapaian baru tanpa mempertimbangkan kesulitan yang mungkin dihadapi.
  • Menanamkan pemikiran "lihat sisi positifnya" setiap kali mengalami keadaan buruk.

 

Baca juga: Mengenal Arti Sifat Childish: Ciri-Ciri hingga Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Toxic Positivity

Perilaku toxic positivity sering kali tidak disadari oleh orang-orang yang mengalaminya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri toxic positivity agar bisa menghindarinya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri seseorang terjebak dalam toxic positivity:

  • Menyembunyikan emosi yang sebenarnya sedang dirasakan.
  • Menghakimi orang lain yang meluapkan emosi negatif.
  • Memberikan semangat kepada orang lain tetapi dengan pernyataan yang meremehkan.
  • Menghindari masalah berat yang tengah dialami.
  • Merasa bersalah setiap kali meluapkan emosi negatif.

 

Baca juga: Mengenal Arti Red Flag dan Tanda-Tandanya dalam Hubungan

Dampak Toxic Positivity

Segala sesuatu yang berlebihan dapat berdampak negatif, termasuk sikap positif yang berlebihan. Berikut adalah beberapa dampak buruk yang bisa terjadi akibat toxic positivity:

Kesulitan Mengungkapkan Emosi

Toxic positivity dapat membuat seseorang sulit mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Mereka mungkin merasa harus terus terlihat bahagia, bahkan saat sedang mengalami kesulitan.

Menumpuknya Emosi Negatif

Emosi yang tidak diekspresikan bisa menumpuk dan memicu gangguan mental seperti kecemasan (anxiety disorder), gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan lainnya.

Mengabaikan Situasi Buruk

Orang yang terjebak dalam toxic positivity mungkin mengabaikan keadaan berbahaya yang dapat membahayakan diri sendiri. Misalnya, seseorang dalam hubungan yang kasar (abusive relationship) mungkin terus memaafkan pasangannya dengan berpikir positif bahwa pasangannya akan berubah.

Rendah Diri (Inferiority Complex)

Toxic positivity dapat membuat seseorang merasa rendah diri jika terlihat tidak baik-baik saja di depan orang lain. Mereka mungkin merasa gagal hanya karena mengalami kesedihan atau kesulitan.

Cara Menghindari Toxic Positivity

Cara utama untuk menghindari toxic positivity adalah dengan menerima semua emosi yang dirasakan, baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari toxic positivity:

1. Terima dan Kelola Emosi Negatif

Berlarut-larut dalam emosi negatif memang tidak baik, tetapi mengabaikannya juga bisa berbahaya. Penting untuk menerima emosi negatif agar tidak terjebak dalam toxic positivity. Anda bisa mengelola emosi dengan menulis jurnal atau berbicara dengan teman dan keluarga.

2. Pahami Masalah Tanpa Menghakimi

Emosi negatif bisa muncul dari berbagai faktor, seperti stres pekerjaan, masalah keluarga, atau gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk memahami masalah tanpa menghakimi. Ketika seseorang sedang meluapkan perasaannya, cobalah untuk mendengarkan tanpa membandingkan atau mengecilkan masalah mereka.

3. Gunakan Media Sosial dengan Bijak

Media sosial dapat menjadi pemicu toxic positivity jika digunakan secara tidak bijak. Banyak orang hanya menunjukkan sisi positif dalam hidup mereka, yang bisa membuat orang lain merasa tertekan untuk selalu terlihat bahagia. Sebaiknya, gunakan media sosial dengan lebih bijak dan manfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Baca juga: Mengenal Arti Tone Deaf dalam Media Sosial

Kesimpulan

Dari ulasan di atas, jelas bahwa toxic positivity adalah perilaku yang sebaiknya dihindari agar tidak berdampak buruk pada kesehatan mental. Dengan memahami dan mengelola emosi dengan baik, kita bisa menjalani hidup yang lebih seimbang dan realistis.

Penulis :
Nur Nasya Dalila