
Pantau - Kehidupan modern yang penuh tekanan sering kali membuat kita merasa mudah terprovokasi, marah, atau kecewa. Namun, ada satu sikap yang dapat membantu kita menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan damai, yaitu "lapang dada".
Hal ini juga berkaitan dengan cara kita menghadapi masalah atau konflik sehari-hari. Ketika seseorang dapat menerima kesalahan atau kekurangan diri sendiri, serta orang lain, maka beban emosional akan terasa lebih ringan.
Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tantangan, lapang dada bisa menjadi kunci penting untuk menjaga keseimbangan batin dan hubungan sosial yang lebih baik.
Baca juga: Titik Terendah, Titik Terindah: Kisah Ujian dan Hikmah dalam Kehidupan
Tentunya, dengan menerapkan lapang dada dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan penuh pengertian.
Menurut Ustadz Sonny Abi Kim kehidupan memiliki pola. Diawali dengan berlapang dada. Kemudian urusan menjadi mudah. Terakhir misi tercapai.
"Perjalanan melapangkan dada perlu dilakukan agar tidak meratapi masa lalu, mencemaskan masa depan, dan tidak menikmati masa kini. Oleh karena itu, perlu dipahami apa saja yang ada dalam kendali dan di luar kendali," kata Ustadz Sonny Abi Kim dalam acara Makna Fest di Menara 165, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2025).
Ustadz Sonny Abi Kim membagikan 5 tips agar kita bisa berlapang dada:
1. Latihan Ridho, latihan untuk mengembangkan sikap menerima dengan tulus segala ketentuan atau takdir yang diberikan oleh Tuhan, tanpa perasaan kecewa atau penyesalan.
2. Latihan Tawakal, latihan untuk belajar sepenuhnya menyerahkan hasil usaha dan kehidupan kepada Tuhan setelah melakukan usaha sebaik-baiknya.
3. Latihan Syukur, latihan untuk mengembangkan sikap berterima kasih dan menghargai apa yang telah dimiliki, baik itu berupa nikmat, kesempatan, maupun pengalaman hidup.
4. Latihan Ikhlas, latihan untuk menerima segala sesuatu dengan hati yang tulus tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan.
5. Latihan Memaafkan, proses untuk melepaskan perasaan marah, dendam, atau kekecewaan terhadap seseorang yang telah menyakiti atau mengecewakan kita.
Baca juga: Ustadz Assad: Tak Ada Ujian yang Melebihi Kemampuan Manusia
- Penulis :
- Wulandari Pramesti