
Pantau - Pakar gizi klinik Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) menegaskan pentingnya variasi sumber protein dalam menu harian anak untuk mencegah risiko kekurangan zat gizi.
Pentingnya Keberagaman Protein
Luciana menekankan bahwa konsumsi satu jenis protein dalam tiga waktu makan dapat berpotensi menimbulkan kekurangan zat gizi tertentu.
Ia mengatakan, "Jika kita mengacu ke anjuran gizi seimbang yakni makan tiga kali sehari serta makan bervariasi untuk mendapatkan berbagai zat gizi, maka hanya mengonsumsi satu jenis protein dalam tiga waktu makan dapat berpotensi menyebabkan kekurangan zat gizi tertentu," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa anak tidak otomatis mengalami kekurangan gizi hanya karena sering mengonsumsi satu jenis protein jangka panjang selama porsinya sesuai kebutuhan.
Luciana tetap menegaskan prinsip gizi seimbang yang mengutamakan keberagaman.
Hingga kini belum ada penelitian khusus yang meneliti konsumsi satu sumber protein saja dalam jangka panjang.
Meski demikian, variasi tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi penting.
Ia memberikan contoh, "Jika misalnya sarapan hanya telur, tetapi siang dan malam ada sumber protein lain, maka kebutuhan gizinya tetap bisa terpenuhi," ujarnya.
Strategi untuk Keluarga Berpenghasilan Rendah
Dalam kondisi ekonomi terbatas, penggunaan satu jenis protein yang murah dan mudah dijangkau tetap aman selama diberikan sesuai kebutuhan dan diimbangi pilihan lain bila memungkinkan.
Luciana menyarankan keluarga berpenghasilan rendah untuk memprioritaskan protein hewani dan nabati yang terjangkau.
Strategi ini dianggap realistis bagi keluarga dengan keterbatasan anggaran untuk tetap menjaga kualitas asupan anak.
Ia menyarankan, "Berikan protein hewani misalnya telur, ikan, atau nabati seperti kacang-kacangan sesuai anjuran gizi seimbang," ungkapnya.
Pengenalan variasi pangan sebaiknya dilakukan bertahap tanpa paksaan, dapat dimulai melalui olahan berbeda, porsi kecil, atau mencontoh perilaku makan orang tua.
Untuk anak yang menolak sumber protein tertentu, diperlukan pendekatan edukatif.
Luciana berharap edukasi yang tepat membantu keluarga memahami bahwa keragaman protein tidak hanya memenuhi gizi, tetapi juga membangun kebiasaan makan sehat sejak dini.
Ia menegaskan, "Edukasi gizi itu sangat penting untuk orang tua, dan dari orang tua akan mengedukasi ke anak-anaknya," katanya.
- Penulis :
- Aditya Yohan








