
Pantau.com - Wakil Rektor Universitas Paramadina Handi Risza mengatakan, pemerintah perlu fokus menjaga daya beli masyarakat di tengah dampak konflik Rusia-Ukraina yang mendongkrak harga komoditas dunia, termasuk untuk bahan pokok dan penting.
rnrnrnrnrn"Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi selama ini masih didominasi oleh sektor konsumsi. Harus diperhatikan agar daya beli tetap terjaga dan konsumsi masyarakat tetap normal," jelas Risza dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin.
rnrnrnrnKenaikan harga minyak dunia dapat membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia ikut melambung, tapi pada saat yang sama belanja subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 diperkirakan juga akan meningkat lebih tinggi.
rnrnrnrn"Subsidi energi APBN 2022 ditetapkan Rp77,5 triliun dengan asumsi harga minyak 63 dolar AS per barel. Hari ini harga minyak dunia sudah jauh melewati asumsi tersebut," jelasnya.
rnrnrnrnHarga minyak yang sudah melampaui asumsi APBN, merupakan tantangan kebijakan fiskal yang tidak mudah dan harus diatasi oleh pemerintah dan juga DPR.
rnrnrnrnKonflik Rusia dan Ukraina, berpotensi membuat Indonesia yang sedang berusaha memulihkan perekonomian dari dampak COVID-19 mengalami middle income trap.
rnrnrnrnKarena itu pemerintah harus memprioritaskan belanja APBN untuk kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, dan menunda penyaluran anggaran yang kurang prioritas, seperti untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
rnrnrnrn"Rencana tahap awal dana PEN untuk IKN sebesar Rp127 triliun harus dievaluasi kembali. Realisasi anggaran harus kepada sektor yang benar-benar dibutuhkan masyarakat," katanya.
rnrn- Penulis :
- Tim Pantau.com