Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cerita Penghuni Lapas Sukamiskin, dari AC hingga Renovasi Kamar

Oleh Adryan N
SHARE   :

Cerita Penghuni Lapas Sukamiskin, dari AC hingga Renovasi Kamar

Pantau.com - Mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Mohamad Sanusi membantah adanya sel-sel mewah di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung.

"Kalau ada orang bilang mewah itu kan asumsi orang, mewah kalau dulu pakai kloset duduk tahun 1945 itu baru mewah, kalau sekarang tidak mewah. Bayangkan itu material sudah 100 tahun yang lalu kalau kita tidak plester ulang debunya jatuh ke muka. Terus kalau kita tidur, kepala kita di WC," kata Sanusi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Baca juga: Pengamat: Sebar Napi Korupsi ke Seluruh Lapas Tak Bisa Atasi Kasus Suap!

"Perbedaannya kalau Anda cari kosan pasti carinya kamar tidur yang ada kamar mandinya. Kalau kami ini tidak, WC yang ada tempat tidurnya. Jadi tidak bisa dibilang mewah. Kita cari WC yang ada kasurnya, karena semua dijadiin satu sama WC," ungkap Sanusi yang mengubah tampilan rambutnya dengan cukuran tipis di bagian samping tersebut.

Menurut Sanusi, narapidana yang tergolong mampu di lapas Sukamiskin hanya sekitar 5 persen dari penghuni lapas.

"Di sana itu orang hukumannya panjang kemudian yang usianya sudah tua banyak sekali 75 tahun ke atas, jangan dilihat yang punya uang, yang tidak punya uang itu banyak sekali, mungkin yang punya (uang) cuma 5 persen ke bawah lah," tambah Sanusi.

Sanusi bahkan membantah ada fasilitas tambahan seperti pendingin udara (AC) dan televisi di kamar selnya.

"Saya kurang suka yang dingin karena lahir di Priok, lama di Priok jadi saya enggak demen. Di Bandung sudah dingin, terakhir 16 derajat saya saja tidur pakai kaus kaki, jadi tidak perlu pakai AC. Saya memang pernah ditawari (fasilitas) tapi buat apa? Misalnya TV, di depan kamar saya ada koridor, ada TV-nya TV besar lagi ramai-ramai nonton bola," jelas Sanusi.

Baca juga: Pengakuan Menteri Yasonna Copot Lima Kalapas Sukamiskin

Tawaran lain yang pernah datang ke Sanusi misalnya mengambil sel yang sudah pernah direnovasi oleh narapidana sebelumnya.

"Misalnya kamar Rio Capella, jadi Rio Capella merenovasi kamarnya, saat dia keluar, kan wajar ada orang yang menempati kamarnya dia ganti (uang). Itu saja, jadi tidak ada transaksi sama lapas," ungkap Sanusi.

Adik dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi itu juga mengaku kecewa dengan pembongkaran saung-saung di lapas Sukamiskin yang dilakukan oleh Ditjen Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan HAM pada Selasa-Rabu (24-25 Juli 2018).

"Semalam kalian dengar semua kan saung dibongkar semua nanti Anda datang hari Sabtu deh bagaimana orang ketemu keluarganya itu di emperan jalan nanti. Padahal di sana ada bekas ketua dewan ketua partai, jasanya banyak jangan disepelekan, tidak pernah dilihat ini negara sepertinya tidak berucap terima kasih," katanya.

"Jadi seolah-olah jadi sampah ya Coba aja diliat ada enggak ruang kunjungan di Sukamiskin. Enggak ada! Cuma itu satu satunya yang buat kunjungan keluarga, sekarang hancur kita mau enggak mau ya berebutan di emperan yang tidak kena panas," kata Sanusi.

Penulis :
Adryan N