Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMKG Sebut Aktivitas Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami, Warga +62 Khususnya Pemudik Jawa-Sumatera Jangan Terpancing Isu Liar di Medsos

Oleh Desi Wahyuni
SHARE   :

BMKG Sebut Aktivitas Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami, Warga +62 Khususnya Pemudik Jawa-Sumatera Jangan Terpancing Isu Liar di Medsos

Pantau.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu tidak bertanggung yang bereda di media sosial (medsos), terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. Masyarakat dapat memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) melalui situs resmi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyarankan masyarakat untuk memantau informasi langsung dari sumber di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, BMKG, serta BNPB.

"Perlu dipahami waspada bukan evakuasi, waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG badan geologi, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual di akun YouTube Info BMKG, Senin, 25 April 2022 malam.

Hal itu disampaikan Dwikorita seiring adanya peningkatan status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, dari level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga.

Dengan adanya peningkatan status itu, ia meminta masyarakat mewaspadai ancaman terjadinya tsunami pada malam hari.

"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level 2 menjadi level 3, masyarakat diminta untuk terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari," kata Dwikorita.

Dwikorita memastikan BMKG bersama BNPB terus memonitor potensi dampak erupsi gunung aktif yang saat ini berlangsung. BMKG juga akan mengabarkan informasi teranyar ihwal status gunung api tersebut melalui saluran resmi.

Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di kawasan Selat Sunda, Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada posisi 06o06’05” LS dan 105o 25’ 22,3” BT. Sejak kelahiran GAK pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi sehingga GAK tumbuh semakin besar dan tinggi. Pasca erupsi yang terjadi  pada tanggal 22 Desember 2018 yang kemudian kolapsnya tubuh bagian barat daya dari GAK, tingginya saat ini sekitar 150 mdpl.

Terhitung 24 April pukul 18.00, PVMBG mengumumkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan  hampir seluruh tubuh G. Krakatau yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana.

Baca Juga: Status Anak Gunung Krakatau Level III Siaga Erupsi, Mudik Lebaran Via Merak-Bakauheni Bahaya Nggak Ya?

Penulis :
Desi Wahyuni