Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

13 Juta Orang Mulai Kelaparan, Ini Tanggapan Pemuda Tani Indonesia

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

13 Juta Orang Mulai Kelaparan, Ini Tanggapan Pemuda Tani Indonesia
Pantau - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan krisis pangan di dunia sudah terjadi. Sebab, tercatat sekitar 13 juta orang di dunia yang kelaparan karena krisis pangan dan sejumlah negara membatasi ekspor pangan.

Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia G. Budisatrio Ddjiwandono juga menyadari ancaman tersebut. Ia mengatakan perkembangan 2 hingga 3 tahun terakhir mengingatkan bahwa sektor pangan harus mutlak dikuasai dan dikelola bangsa Indonesia sendiri.

"Kita sekarang memasuki fase serba tidak pasti. Mulai pandemi Covid-19 sampai dengan konflik Rusia-Ukraina. Ini mengkhawatirkan kita semua. Kita lihat dari sisi logistik supply chain produk pangan sulit," kata Budi di sela pelantikan DPP Pemuda Tani Indonesia Periode 2021-2026 di Hotel Leuweung Geledegan Ecolodge, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (11/6/2022).

Sebuah negara akan semakin terancam keamanan pangannya ketika masih mengimpor dari negara lain. Sementara kini telah ada sejumlah negara yang membatasi ekspor pangan mereka.

"Saya rasa kita harus merespons peringatan Presiden dengan sangat baik. Ini tantangan yang harus kita hadapi bersama. Kami organisasi kepemudaan harus membangun semangat, wawasan atas hal yang Presiden jelaskan. Kita bicara kemandirian pangan, kedaulatan pangan, itu harus kita pecahkan bersama," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR ini.

"Kita menghadirkan, memproduksi kebutuhan pokok, kita genjot bersama. Semoga ini menjadi wadah memberikan wawasan, inovasi, dan solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kita bisa memitigasi tantangan kelaparan jutaan manusia akibat situasi global serba tidak menentu ini," imbuhnya.

 

[caption id="attachment_243477" align="alignnone" width="225"] Bendum Pemuda Tani Indonesia M Atras Mafazi[/caption]

Bendahara Umum DPP Pemuda Tani Indonesia M Atras Mafazi menilai krisis pangan semakin nyata ketika regenerasi petani tidak berjalan dengan baik. Maka dari itu, pihaknya akan terlibat aktif dalam mendorong semangat anak muda dalam berperan aktif sebagai penggerak sektor pertanian.

"Dengan bergeraknya sektor ini, akan bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dari kesulitan pangan dan kelaparan yang akan terjadi di beberapa tahun mendatang. Negara-negara di luar ini stop ekspor pangan ke negara lain. Ini menjadi tantangan kita supaya kita bisa menjadi swasembada pangan. Mungkin impor ada, tapi kita mendorong angka itu kecil dan ujungnya kita bisa mandiri dan berdaulat," tegas Atras.

Segala upaya untuk membangun kesadaran dan wawasan terkait pangan dan pertanian itu mutlak dilakukan. Apalagi sektor ini secara ekonomi sangat menjanjikan asal didukung manajemen dan kebijakan yang baik.

 

[caption id="attachment_243478" align="alignnone" width="300"] Waketum DPP Pemuda Tani Indonesia Serena C Francis[/caption]

Wakil Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Serena C Francis menambahkan, pihaknya akan memaksimalkan teknologi informasi atau digitalisasi dalam membangun kesadaran dan wawasan tersebut. Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak terkait dalam memaksimalkan hal ini.

"Kalau kita punya pemahaman dan skill yang mumpuni, maka sebenarnya anak muda manapun tidak akan rugi jadi petani. Kami akan upayakan digitalisasi, penyelenggaraan seminar dan kajian bisnis secara masif," ujar Serena.

"Saya optimis karena menjadi petani tidak harus secara fisik (di ladang dan sawah), tapi juga harus eksis di bidang digital," lanjutnya.
Penulis :
Muhammad Rodhi